REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika di Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, masih belum juga digunakan untuk RS darurat Covid-19. Hal itu karena pihak RSUD dr Soekardjo yang akan menjadi operator RS darurat Covid-19 belum memberi kepastian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keputusan RSUD dr Soekardjo. Sebab, RS darurat Covid-19 hanya bisa berjalan di bawah naungan RS rujukan Covid-19, dalam hal ini adalah RSUD dr Soekardjo.
"(Penggunaan) RS Dewi Sartika, kita masih menunggu pihak RSUD," kata dia, Selasa (12/1).
Menurut dia, secara umum bangunan RS Dewi Sartika sudah siap untuk dijadikan RS darurat Covid-19. Hanya saja, hingga saat ini belum ada kepastian dari RSUD dr Soekardjo.
"Kita koordinasi dengan RSUD kapan mau dijalankan. Kalau RSUD siap, itu sudah bisa dipakai," kata dia.
Saat ini, tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya hanya tersedia di RSUD dr Soekardjo, Hotel Crown, dan sejumlah rumah sakit swasta lainnya. Seluruh tempat itu diperkirakan hanya bisa menampung sekira 200 pasien Covid-19. Sementara Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi (Unsil) tak lagi digunakan untuk tempat isolasi.
Padahal, jumlah kasus aktif Covid-19 di daerah itu masih berada di atas 400 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Selasa, secara akumulasi terdapat 2.561 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 2.040 orang telah dinyatakan sembuh, 464 orang masih aktif, dan 57 orang meninggal dunia.