REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan siap bergerak untuk memulai program bersama dalam mengembangkan Ekosistem Mangrove Nasional. KKP berpartisipasi dalam program Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.
Hal ini disampaikan Trenggono saat rapat koordinasi Pengelolaan Mangrove Nasional yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Senin (11/1).
"Kami ditugasi Bapak Menko (Kemaritiman dan Investasi) untuk program pengelolaan ekosistem mangrove nasional. Kami akan melakukan penelitian ke lapangan," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/1).
Dalam menjalankan program tersebut, KKP akan bersinergi dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Pada program kolaborasi ini, Kemenkomarves berharap dapat menjadi program yang berkelanjutan dan menargetkan dapat mengelola 150 ribu hektare kawasan mangrove setiap tahunnya.
Trenggono mengatakan, pengembangan mangrove di wilayah pesisir akan menjadi fokus KKP dalam menjalankan program pengembangan kawasan mangrove. "Fokus tersebut merupakan kelanjutan dari program yang telah dijalankan KKP pada tahun sebelumnya," ucap Trenggono.
Sebelumnya, lanjut Trenggono, KKP telah melakukan restorasi di beberapa wilayah pesisir yang salah satunya kegiatan di dalamnya adalah melakukan pembibitan dan penanaman mangrove. Dalam mendukung tujuan bersama dalam pengembangan mangrove, KKP memiliki beberapa program, salah satunya adalah Mega Mangrove Center (MMC).
Untuk jalannya program ini, ucap Trenggono, KKP telah menetapkan 13 calon lokasi untuk dijadikan tempat pelaksanaan program. Namun hanya ada satu lokasi terbaik yang akan dipilih setelah dilakukan pemeriksaan kualitas lokasi secara langsung.
MMC akan dikembangkan di lahan seluas 70 hektare. Benih mangrove yang digunakan untuk pengembangan akan didatangkan dari berbagai daerah, seperti Pasuruan, Rembang, dan daerah lainnya. Program ditujukan untuk kelompok penggiat mangrove masyarakat di daerah pesisir.