Selasa 12 Jan 2021 16:58 WIB

Vaksin Kembali Tiba, Doni Minta Warga tak Kendurkan 3M

Doni Monardo ingatkan pemberian vaksin paralel dengan kepatuhan prokes

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo beserta Menteri Agama Yaqut Qholil Choumas meninjau proses bongkar muat 15 juta dosis vaksin Sinovac, yang baru saja tiba di Tanah Air melalui Bandara Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (12/1). Adapun vaksin tersebut merupakan tahap ketiga yang didatangkan untuk masyarakat Indonesia.
Foto: Satgas Covid-19
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo beserta Menteri Agama Yaqut Qholil Choumas meninjau proses bongkar muat 15 juta dosis vaksin Sinovac, yang baru saja tiba di Tanah Air melalui Bandara Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (12/1). Adapun vaksin tersebut merupakan tahap ketiga yang didatangkan untuk masyarakat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo beserta Menteri Agama Yaqut Qholil Choumas meninjau proses bongkar muat 15 juta dosis vaksin Sinovac, yang baru saja tiba di Tanah Air melalui Bandara Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (12/1). Adapun vaksin tersebut merupakan tahap ketiga yang didatangkan untuk masyarakat Indonesia.

Dalam sambutannya, Doni meminta kepada masyarakat agar tetap patuh dan tidak kendur dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker dan menjaga jarak menghindari kerumunan, meskipun telah datang vaksin tahap ketiga.

Menurutnya pemberian vaksin nantinya juga harus bisa paralel dengan kepatuhan protokol kesehatan dan tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang saja, melainkan seluruh elemen masyarakat.“Bahwa dengan adanya vaksin ini jangan sampai membuat kita kendor. Vaksin ini harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujar Doni.

Adapun hal yang mendasar dan menjadi rekomendasi untuk penerapan protokol kesehatan tersebut adalah merujuk data analisis yang dirangkum Satgas Penanganan COVID-19 bahwa kasus aktif COVID-19 di Tanah Air mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sejak awal bulan November 2020, Doni masih melihat bahwa kasus aktif di Indonesia tercatat yang paling rendah, yakni 12,12 persen dengan akumulasi angka 54 ribu orang. Akan tetapi dalam dua terakhir pada pekan ke dua bulan Januari 2021, angka kasus naik menjadi lebih dari 123 ribu orang. Angka tersebut menunjukkan adanya kenaikan hingga dua kali lipat hanya dalam waktu dua setengah bulan terakhir.

Menurut Doni, pemerintah telah meningkatkan kapasitas Bed Occupancy Rate (BOR) untuk menampung para pasien, namun hal itu masuk belum cukup membantu menyelesaikan persoalan pandemi. Oleh sebab itu, kunci dari upaya menekan angka kasus adalah dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan.

“Karena di sini lah kunci utama untuk memutus rantai penularan COVID-19,” jelas Doni.

Tak lepas dari itu saja, dalam kesempatan yang sama, Doni juga kembali memberikan arahan bagi Pemerintah Daerah agar segera membentuk posko-posko COVID-19, yang diisi oleh unsur kolaborasi dari tingkat provinsi hingga di level kelurahan.

“Pemerintah Daerah harus mempersiapkan diri dengan baik, termasuk dengan posko-posko mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai dengan tingkat desa dan kelurahan,” kata Doni.

Dengan adanya posko tersebut, maka tingkat kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan lebih dapat ditingkatkan lagi, sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.“Kita berharap penanganan COVID-19 di Tanah Air semakin membaik dengan kerja sama seluruh komponen dan kolaborasi gotong royong menjadi kekuatan bangsa,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement