Rabu 13 Jan 2021 09:50 WIB

Pemuncak Klasemen dan Mimpi Juara Setan Merah

Terakhir kali MU memuncaki klasemen setelah 17 laga terjadi pada musim 2012/2013.

 Paul Pogba dari Manchester United, tengah, berlari untuk merayakannya setelah mencetak gol dalam pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Burnley dan Manchester United di Burnley, Inggris, Selasa, 12 Januari 2021. Manchester memenangkan pertandingan 1-0.
Foto:

Perbaikan performa MU di liga sebenarnya sudah mulai dirasakan pada pertengahan November 2020. Walau dengan susah payah, MU melewati 11 pertandingan dengan sembilan kemenangan dan dua hasil imbang. Performa kandang pun meningkat dengan empat kemenangan dan satu imbang dari lima laga terakhir.

Benar, MU masih tergantung pada Bruno Fernandes, tapi dalam sejumlah laga belakangan Scot McTominay dan Paul Pogba menunjukkan bahwa mereka juga mampu mengkreasi atau mencetak gol. Pogba menjadi bintang dalam pertandingan melawan Burnley dengan gol tunggalnya dan aksinya mengontrol permainan MU di lini tengah. MU juga kini kedatangan Amad Diallo, sosok yang bisa jadi amunisi baru Solskjaer saat semua pemain depannya buntu mencetak gol.

Selama Fernandes tak didera cedera dan Pogba tampil konsisten, tak naik turun seperti sebelumnya, kans MU untuk juara tetap besar. Terpenting, MU harus bisa menjawab tantangan bisa mendapatkan hasil bagus dalam laga ketat atau menghadapi lawan sepadan. Andai tak bisa menang, minimal menjaga agar tak kalah. Kemudian memaksimalkan hasil melawan tim-tim non-unggulan.

Di antara para pesaingnya, MU tampil paling konsisten mencatatkan kemenangan atas tim-tim papan tengah dan bawah. Anda bisa membandingkan hasil laga-laga MU dengan tim-tim itu, dengan para pesaingnya di papan atas. Contoh yang masih segar, ketika Liverpool ditahan imbang Newcastle United tanpa gol, MU perkasa dengan melibas the Toon Army dengan skor 4-1 di St James Park.

Peluang MU untuk menjuarai liga akan semakin besar jika mereka dibungkam Liverpool pada babak keempat Piala FA yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Januari. Sebab dengan itu, fokus anak-anak Setan Merah hanya mengarah ke liga. Sementara para pesaing terberat, Liverpool dan City, harus membagi konsentrasi ke Liga Champions yang memasuki fase krusial pada bulan Februari. Juga di Piala FA.

Benar, MU juga akan berlaga di Liga Europa, tapi tekanan dan gengsinya tak sebesar di Liga Champions. Jika dihadapkan pilihan fokus ke liga atau tetap membagi perhatian ke Liga Europa, saya percaya Solskjaer memilih opsi pertama.

 

Kompetisi liga bukan sprint jarak pendek atau menengah, melainkan lari maraton yang panjang. Tim harus pintar-pintar menjaga 'nafas' dan kecepatan, untuk menjaga peluang finis pertama.

Memuncaki klasemen setelah 17 laga tak ada artinya. Namun berada di posisi teratas setelah melakoni 38 pertandingan adalah tujuan utamanya. Sekarang, momentum ada MU. Tinggal menanti mereka memanfaatkannya dengan maksimal untuk mengakhiri puasa juara. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement