Senin 11 Jan 2021 21:17 WIB

Dua Suntikan Vaksin Covid-19

Vaksin Sinovac disuntikkan dua kali, sama seperti vaksin Covid-19 lainnya di dunia.

Petugas medis memberikan penanganan kepada tenaga kesehatan yang mengalami reaksi dalam simulasi vaksinasi COVID-19 Sinovac di Puskesmas IV Denpasar Selatan, Bali, Senin (11/1/2021). Sebanyak 9.383 tenaga kesehatan di Denpasar mengikuti vaksinasi COVID-19 Sinovac yang akan dilakukan pada 14 Januari 2021 mendatang.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas medis memberikan penanganan kepada tenaga kesehatan yang mengalami reaksi dalam simulasi vaksinasi COVID-19 Sinovac di Puskesmas IV Denpasar Selatan, Bali, Senin (11/1/2021). Sebanyak 9.383 tenaga kesehatan di Denpasar mengikuti vaksinasi COVID-19 Sinovac yang akan dilakukan pada 14 Januari 2021 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Indira Rezkisari, Antara

Presiden Joko Widodo rencananya akan menjadi orang pertama di Tanah Air yang disuntikkan vaksin Sinovac. Vaksin tersebut nantinya akan disuntikkan dua kali atau masyarakat akan menerimanya dalam dua dosis.

Baca Juga

Dokter ahli imunologi, Iris Rengganis, mengatakan, vaksin harus diberikan dua kali dengan dosis 0,5 cc sekali suntik. Menurutnya, vaksin tidak bisa disuntikkan sekaligus karena semua sudah diukur.

"Kemudian dalam kurun waktu dua pekan setelah divaksin pertama, orang yang sudah divaksin tetap harus menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T," ujarnya dalam konferensi virtual EUA Vaksinasi Covid-19 BPOM, Senin (11/1). Disiplin 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta kesediaan untuk melakukan 3T yakni tracing, testing, treatment tetap mutlak meski sudah divaskin.

Ia mewanti-wanti jangan sampai orang yang berpikir sudah mendapatkan vaksin pertama kemudian berpikir aman lalu abai 3M. Padahal, dia melanjutkan, antibodi seseorang baru akan sepenuhnya terbentuk setelah menerima dua kali suntik.

"Bahkan ketika sudah disuntik sebanyak dua kali (masih bisa tertular) karena vaksin itu tidak ada yang memberikan kekebalan 100 persen. Namun, kondisinya tidak parah (karena sudah divaksin)," katanya.

Iris menerangkan, jika penerima vaksin lalu tertular Covid-19 maka penyebabnya bukan karena kandungan vaksin. Iris menjelaskan, Vaksin Sinovac dibuat menggunakan inactivated virus atau virus yang tidak aktif. Artinya, vaksin ini aman karena virusnya tidak bisa berkembang biak lagi.

"Jangan sampai ada miskomunikasi setelah mendapatkan vaksin kemudian sakit, itu yang harus kita luruskan," katanya.

Vaksin Sinovac bukan satu-satunya vaksin Covid-19 yang diberikan dalam dua kali suntikan. Bila vaksin Sinovac diberikan dalam rentang dua pekan, maka vaksin lain berbeda-beda rentang waktu pemberian dosis keduanya.

Vaksin Pfizer-BioNTech misalnya, pemberian vaksin dosis kedua terjadi dalam waktu 21 hari setelah yang pertama. Vaksin dua dosis tersebut diberikan agar efektif hasilnya.

Vaksin yang dikembangkan perusahaan asal Amerika, Moderna, juga harus dua dosis. Rentang waktu antara suntikan vaksin pertama dan kedua adalah 28 hari.

Kedua vaksin ini, Pfizer dan Moderna, menggunakan teknologi yang sama yaitu mRNA. Lewat teknologi ini vaksin bekerja dengan mengajarkan tubuh membuat protein yang memicu respons kekebalan tubuh tanpa menggunakan virus yang menyebabkan Covid-19. Setelah imunitas tubuh terbentuk, tubuh akan menciptakan antibodi yang bisa memerangi infeksi saat virus masuk ke tubuh di kemudian hari.

Kemudian adalagi vaksin produksi Amerika, Novavax. Vaksin ini masih menjalani uji klinis di Amerika dan beberapa negara lain. Novavax merupakan salah satu vaksin yang sudah masuk daftar pesanan pemerintah Indonesia. Harapannya di awal tahun ini hasil uji klinis Novavax keluar.

Novavax juga akan disuntikkan dua kali. Lama waktu suntikan kedua adalah tiga pekan setelah yang pertama. Sejauh ini Novavax atau kandidat vaksin NVX-CoV2373 bekerja berbeda dari beberapa vaksin yang sudah mulai disuntikkan karena merupakan protein subunit vaccine.

Lalu ada vaksin Oxford-AstraZeneca yang bekerja berdasarkan instruksi genetik virus untuk membentuk spike protein. Vaksin AstraZaneca ini menggunakan double-stranded DNA, berbeda dengan Pfizer dan Moderna yang menggunakan single-stranded RNA.

Vaksin AstraZeneca disuntikkan dua kali, dengan rentang waktu empat pekan. Vaksin ini memiliki efikasi 62-90 persen tergantung dosis yang diberikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement