Senin 11 Jan 2021 18:38 WIB

Ini Penjelasan Waterboom Lippo Cikarang

Waterboom menyatakan tetap membatasi jumlah pengunjung di bawah 50 persen kapasitas.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Ratna Puspita
Waterboom Lippo  Cikarang, Kabupaten Bekasi disegel petugas karena sebabkan kerumunan massa. Senin (11/1).
Foto: istimewa
Waterboom Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi disegel petugas karena sebabkan kerumunan massa. Senin (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI --- Pihak Waterboom Lippo Cikarang merespons video viral yang memperlihatkan kerumunan tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Waterboom menyatakan tetap membatasi jumlah pengunjung di bawah kuota yang ditetapkan 50 persen dari kapasitas.

"Kami secara ketat menerapkan protokol kesehatan," kata Staf Komunikasi Waterboom Lippo Cikarang, Dewi Nawang dalam keterangan tertulis, Senin (11/1).

Baca Juga

Dewi membenarkan, pada Ahad (10/1)  kemarin, pihak pengelola mengadakan promo berupa diskon harga tiket masuk. Promo yang diberikan yakni dari harga normal Rp 95 ribu menjadi Rp10 ribu. 

Meski nampak bersesakan pengunjung, ia mengatakan, kapasitasnya masih sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan. "Ternyata pengunjung cukup banyak meresponsnya, tetapi total tetap hanya dibatasi 2.000-an orang dari kapasitas 7.000 (100 persen),” kata dia.

Berdasarkan perhitungan Waterboom, ia mengatakan, jumlah yang masuk kawasan sebanyak 2.358 orang, atau masih jauh di bawah kuota 50 persen. Mulai hari ini, ia mengatakan pihak pengelola Waterboom mengambil keputusan untuk menutup operasi.

"Kami juga sudah mengklarifikasi kepada pihak petugas Polsek Cikarang Selatan, dan disimpulkan bahwa jumlah pengunjung masih di bawah 50 persen kuota yang dizinkan," kata dia.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, pengunjung tampak memadati Waterboom Lippo Cikarang. Dalam video, perekam video terdengar kesal lantaran situasi tersebut terjadi saat pandemi Covid-19 belum juga reda.  

"Nggak nyadar ya Waterboom, ini pandemi?. Nggak takut kena Covid-19, heran, pada mau aja datang seperti ini. Demi uang Rp10 ribu kena Covid-19 yang ada pemerintah yang bayar mereka sakit," kata seorang perempuan dalam video tersebut.

Dalam video yang lain, didapati petugas kepolisian membubarkan kerumunan yang terjadi di wilayah itu.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement