REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Perum Bulog Divre Maluku menyatakan, stok beras Bulog Maluku dan Maluku Utara hingga kini masih dalam posisi aman. Stok beras sebanyak 12.000 ton dan bisa mengisi permintaan pasar di dua provinsi tersebut hingga tiga bulan ke depan.
Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Maluku Hamdani mengatakan, masyarakat tidak perlu takut sebab stok beras cukup aman dan terkendali. "Stok beras masih ditampung di gudang-gudang milik Bulog Maluku seperti di Kota Ambon, Kota Tual Saumlaki dan Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara," kata Hamdani di Ambon, Senin (11/1).
Selain beras, Bulog Maluku juga memiliki stok gula pasir di gudang Kota Ambon sebanyak 232,632 Kg, Kota Tual 96,200 Kg, dan Kota Ternate sebanyak 110,400 Kg. Sedangkan minyak goreng di Kota Ambon tercatat sebanyak 502 liter dan Kota Tual 13,272 liter.
Hamdani menjelaskan, sistem yang ada di Bulog terbagi atas dua bagian, yakni daerah yang cukup penghasilan dan daerah yang minus.
"Kebetulan Maluku masuk daerah yang minus, dengan demikian kalau terjadi kekurangan maka daerah yang cukup penghasilan seperti Makassar dan Jawa Timur siap untuk mensuplai sesuai permintaan," kata Hamdani.
"Kalau sampai Bulog Maluku terjadi kekurangan stok, maka kita siap pengadaan dari Makassar atau Jawa Timur. Sebab stok beras harus ada di gudang sebagai persediaan," kata Hamdani.
Selain pengadaan dari Jawa Timur dan Makassar, Bulog Maluku sekarang ini juga melakukan pembelian beras lokal asal Kabupaten Pulau Buru. Proses ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun.
Hamdani menambahkan, Bulog Maluku sampai sekarang tetap melakukan operasi pasar (OP) di sejumlah pasar tradisional di Kota Ambon dengan menjual beras, minyak goreng, dan gula pasir.
"Kegiatan OP ini masih terus berlangsung guna menjaga kestabilan harga di pasar terutama beras, dan juga gula pasir," ungkap dia.