REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kota Sukabumi memutuskan untuk menunda proses sekolah tatap muka yang awalnya direncanakan pada Januari 2021. Hal ini didasarkan pada delapan alasan utama yang didasarkan pada fakta perkembangan kasus Covid-19.
''Hasil kajian analisa kami pendidikan tatap muka sementara ini belum dilaksanakan sehingga masih dilakukan media daring atau pendidikan jarak jauh,'' kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, Ahad (10/1). Di mana ada delapan alasan utama kenapa sekolah tatap muka belum dilakukan baik jenjang TK, SD, SMP hingga SMA.
Pertama alasan penting dipahami, kasus aktif Covid di atas rata rata nasional. Dengan jumlah pasien diisolasi dibagi jumlah total kasus yang ada. Contohnya jumlah isolasi pada Kamis (7/1) sebanyak 597 dari 2.045 kasus, sehingga total rata-rata 29,2 persen, padahal maksimal 14 persen untuk nasional.
Kedua positivity rate atau jumlah pasien positif dari hasil swab. Standar WHO di bawah atau sama 5 persen, untuk kota 14 persen masih jauh di atas standar dan masih sangat riskan untuk melaksanakan tatap muka.
Ketiga angka kesembuhan pasien masih dibawah rata-rata nasional yakni 68,4 persen dan 82 persen nasional. Ke empat angka kematian di Kota Sukabumi di atas rata rata nasional 2,96 persen dan untuk kota 3,1 persen.
Ke lima, keterisian ruang isolasi di atas rata-rata nasional di bawah 70 persen dan untuk kota nilainya 71 persen. Keenam ketersediaan ruang isolasi yang terbatas.
Ke tujuh, upaya disiplin protokol 3M memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak belum optimal dan khawatir tatap muka dilakukan mampu memicu kasus baru.