REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tim kerja sama surveilans genom virus Covid -19. Pembentukan tim ini untuk melihat perkembangan Covid-19 di Indonesia dan potensi mutasinya.
"Untuk bisa lebih memahami tidak hanya karakter virus Covid-19, tapi juga mutasi yang mulai banyak terjadi, maka Kemenkes dan Kemenristek/BRIN sepakat melakukan genomic surveilans," kata Menteri Ristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, dalam telekonferensi, Jumat (8/1).
Melalui kerja sama ini, dia berharap, Indonesia bisa lebih memahami virus Covid-19 yang ada di dalam negeri. Selain itu, dia juga berharap, bisa menyampaikan informasi mengenai virus ini kepada dunia.
Jika pengetahuan mengenai virus Covid-19 di Indonesia sudah didapatkan, Bambang berharap, ke depannya tim ini juga bisa mempelajari dan mengetahui secara lebih cepat jika ada mutasi virus. Misalkan, mutasi virus yang membuat penularan lebih cepat atau membuat penyakitnya lebih berat.
"Kita juga perlu mendalami bagaimana cara penanganan pasien Covid-19 berdasarkan hasil dari genomic surveilans ini," kata dia lagi.
Indonesia sebentar lagi akan melakukan vaksinasi ke masyarakat. Terkait hal ini, Bambang menilai adanya kerja sama ini penting agar Indonesia bisa siap jika terjadi hambatan di dalam proses vaksinasi khususnya terkait perkembangan virus.
Walaupun demikian, Bambang mengatakan paling tidak hingga saat ini belum ada hambatan untuk efektivitas vaksin yang ada. "Tapi, tentunya kita tidak bisa berpuas diri atau lega terlalu cepat. Tentunya dengan kita memahami virus ini barangkali upaya pengobatan akan menjadi lebih akurat," kata dia lagi.