Penjelasan: Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia membantah klaim bahwa Sinovac memiliki kualitas paling rendah di antara kandidat vaksin lainnya.
Disebutkan pula bahwa hingga saat ini tidak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respons imunitas dari 10 kandidat vaksin, atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac rendah, mengacu laman resmi covid19.go.id.
Dari penelusuran Republika juga tidak ada klaim atau pernyataan resmi WHO tentang vaksin Sinovac yang paling lemah.
Bagan atau tabel tentang identifikasi vaksin yang beredar sejak Desember 2020 memang menempatkan vaksin sinovac pada urutan bawah karena memang belum menyelesaikan uji klinis tahap ketiga, evaluasi ahli, dan izin edar. Ini termasuk di Indonesia.
Jadi, bukan karena kualitas vaksin Sinovac sehingga berada di urutan bawah bagan. Bahkan, asil uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac di Turki menunjukkan efisiensi tinggi.