REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air kembali pecah rekor sebanyak 8.854 per Rabu (6/1). Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menganalisa penyebabnya bisa karena dua hal, yaitu kasus meningkat dan efek penularan dari libur panjang natal dan tahun baru.
"Pertama, peningkatan kasus memang terus terjadi dan masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan. Kedua, ini bisa juga ditambah pengaruh liburan panjang natal dan tahun baru kemarin, karena terjadi mobilitas yang memicu orang berkumpul, berkerumun di moda transportasi, tempat wisata, tempat belanja yang semakin menambah penularan (virus)," kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih saat dihubungi Republika, Rabu (6/1).
Daeng menjelaskan, penambahan kasus hari ini bisa jadi akibat libur nataru karena masa inkubasi virus 2 sampai 14 hari. Kemudian, dia melanjutkan, gejala bisa jadi muncul di hari kedua meski masa liburan nataru baru selesai beberapa hari lalu.
Lebih lanjut, Daeng khawatir kalau penularan kasus Covid-19 tidak dikendalikan, masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan, maka penularan terus meningkat atau eksponensial. Ujung-ujungnya, dia melanjutkan, fasilitas kesehatan akan semakin penuh merawat orang terinfeksi Covid-19.
Terpisah, Wakil Sekjen PB IDI Fery Rahman menilai kasus Covid-19 hari ini pecah rekor karena penularan yang terjadi pada dua pekan lalu.
"Itu dampak (penularan) dua pekan yang lalu dan baru terlihat sekarang," ujarnya.
Sebelumnya, kasus harian Covid-19 hari ini kembali tembus rekor 8.854 dan totalnya 788.402 per Rabu (6/1). Jumlah kematian juga bertambah 187 jiwa dan akumulasinya sebanyak 23.296. Jumlah yang sembuh bertambay 6.767 atau total 652.513 orang. Sementara itu, spesimen yang diperiksa adalah 67.908 dan suspek 70.029.