Rabu 06 Jan 2021 17:40 WIB

Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Genjot Penanganan Covid-19

Epidemiolog minta pemerintah kejar ketertinggalan dari China dan Singapura

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memakai baju hazmat saat beraktivitas di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Senin (28/12). Berdasarkan data perkembangan kasus virus Corona (Covid-19) harian di Indonesia yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 per Senin (28/12), DKI Jakarta menjadi penyumbang tertinggi kasus harian Covid-19 sebanyak 1.678 kasus harian atau setara 28,6 persen penambahan kasus nasional disumbang oleh Jakarta. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Selain itu, Dicky menyebut jumlah ahli kesehatan di China dan Singapura jauh melampaui Indonesia. Kondisi ini membuat kedua negara itu bisa mengatasi penyakit secara lebih efektif. Ia mencontohkan di Wuhan, China yang berpenduduk sekitar 11 juta orang jumlah epidemiolognya mencapai ribuan orang.

"Kalau di Indonesia epidemiolog sekitar 500an orang saja dari penduduk 270 juta. Tentu ini jauh tertinggal," ucap Dicky. 

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan alasan kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi karena virus SARS CoV 2 masih banyak bersirkulasi. Wiku membandingkan kasus di Indonesia yang masih tinggi dengan Singapura dan China yang sudah jauh menurun atau bahkan hampir tidak ada. 

Dia menyebutkan kasus Covid-19 di kedua negara tersebut menjadi sedikit, atau beberapa wilayahnya bahkan terbebas dari pandemi, karena sirkulasi virus di negara tersebut tersisa sedikit. Karena virus SARS CoV 2 yang beredar di Singapura dan China sedikit, maka virus terbatas ruang geraknya dan tidak bisa menulari orang lain sehingga kasusnya hanya sedikit. 

 

Sementara di Indonesia, kata Wiku, virus masih mudah berpindah-pindah dan memperbanyak diri karena masih terdapat banyak kerumunan manusia. Hingga Selasa (5/1), jumlah kasus Covid di Indonesia bertambah 6.753 kasus, berarti total sementaranya mencapai 772 ribu kasus. Adapun total penderita sembuh di angka 639 ribu orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 22.911 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement