REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan, peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan membuat pihaknya belum berani menerapkan pembelajaran tatap muka dan memilih mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh. Emil menyatakan, Pemprov Jatim telah menggelar rapat koordinasi secara virtual bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, yang salah satu pembahasannya terkait metode pembelajaran memasuki 2021.
"Untuk pendidikan, ada arahan dari Ibu Gubernur untuk memastikan di awal tahun baru persiapan semester yang akan kembali dilaksanakan, bagaimana kita tetap mengacu protokol kesehatan," ujarnya di Surabaya, Rabu (6/1).
Emil kemudian menyampaikan hasil konsultasi dengan praktisi pendidikan, termasuk di antaranya dengan PGRI. Pembahasannya tentang bagaimana menjadikan pembelajaran jarak jauh secara daring bisa dilakukan lebih efisien, baik untuk tenaga pendidik maupun untuk siswa.
"Hasil konsultasi dengan PGRI, kami sarankan kepada guru jangan memakai sesi video konferens untuk menyampaikan materi. Materi lebih baik direkam, disiapkan misalnya untuk dua hingga tiga minggu," ujarnya.
Menurutnya, hal itu akan membuat kuota data internet baik guru maupun siswa lebih efisien. Karena kuota data internet bisa dimaksimalkan untuk kegiatan diskusi saat pendalaman materi. Emil kembali menegaskan, pembelajaran tatap muka yang direncanakan pemerintah pusat dimulai awal 2021, belum memungkinkan dilaksanakan di Jawa Timur.
"Karena kasusnya naik, kan. Jadi bagaimana mengefektifkan jarak jauh," kata dia.