Rabu 06 Jan 2021 13:02 WIB

Alasan Jokowi Enggan Pilih Lockdown

Jokowi memilih kerja keras menegakkan 3T dan 3M di lapangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan strategi pemerintah dalam menangani pandemi masih tetap sama yakni mengutamakan penanganan kesehatan, diikuti penanganan masalah perlindungan sosial dan juga pemulihan ekonomi.
Foto:

Sementara itu, Presiden Jokowi memastikan pemerintah telah mengamankan pengadaan vaksin Covid-19 sebanyak 329,5 juta dosis vaksin untuk program vaksinasi di Indonesia. Dari pengadaan vaksin yang sudah dipastikan pembeliannya yakni dari Sinovac sebanyak 3 juta dosis plus 122,5 juta, vaksin Novavax sebanyak 50 juta dosis, Covax sebanyak 54 juta dosis, AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis, dan Pfizer sebanyak 50 juta vaksin.

“Artinya jumlah totalnya yang telah firm order itu 329,5 juta dosis vaksin. Hanya pengaturannya nanti akan dilakukan oleh Menkes,” ujar Jokowi, Rabu (6/1).

Program vaksinasi ini akan mulai dilaksanakan pada pekan depan. Pada tahap pertama, distribusi vaksin ke berbagai daerah telah dilakukan sejak Ahad (3/1) hingga Selasa (5/1) kemarin.

Jokowi pun menargetkan, vaksin yang didistribusikan ke daerah pada Januari ini sebanyak 5,8 juta dosis. Kemudian pada Februari, distribusi vaksin ke daerah ditargetkan sebanyak 10,45 juta dosis dan pada Maret sebanyak 13,3 juta dosis vaksin.

Karena itu, Presiden juga meminta kesiapan pemimpin daerah untuk mengawasi distribusi vaksin Covid-19 hingga ke daerahnya masing-masing. Program vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia ini akan dilakukan dalam dua tahap selama 15 bulan. Tahap pertama yakni akan dilaksanakan pada Januari hingga April 2021 kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik di seluruh daerah. Kemudian tahap kedua akan digelar dari April 2021 hingga Maret 2022 kepada masyarakat lainnya.

Pemerintah menjelaskan alasan di balik proses distribusi vaksin Covid-19 sudah berjalan kendati izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum kunjung terbit. Kondisi geografis Indonesia yang menyulitkan proses distribusi dan prinsip pemerataan menjadi alasan di baliknya.

Distribusi lebih awal dilakukan agar seluruh pasokan vaksin Sinovac bisa tiba di daerah tepat waktu sesuai jadwal vaksinasi yang ditetapkan. Sehingga saat izin BPOM terbit nantinya, program vaksinasi untuk kelompok prioritas bisa serentak dilakukan di seluruh daerah.

BPOM telah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pengadaan vaksin secara berkala dari mulai tahap preklinik, sampai tahap uji klinik fase ketiga. Selanjutnya, jika uji klinis 3 telah selesai, maka barulah diterbitkan EUA.

Pemerintah juga menjamin distribusi vaksin Covid-19 ke berbagai daerah di Indonesia secara efektif tanpa merusak kualitas vaksin. Pada saat penerimaan vaksin di Bandara Soekarno-Hatta misalnya, BPOM memberi lot release sebagai bentuk upaya dalam mengawal mutu vaksin yang masuk di Indonesia pada 6 Desember 2020.

Saat ini sebanyak 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan pabrikan China Sinovac telah tiba di Indonesia. Vaksin tersebut tiba dalam 2 kloter yaitu sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020 dan 1,8 juta dosis pada 31 Desember 2020 dan telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.

Sedangkan Novavax adalah pabrikan vaksin dari Amerika Serikat-Kanada, selanjutnya AstraZeneca merupakan produsen dari Inggris. Pfizer adalah vaksin dari perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat.

Sementara Covax GAVI adalah kerja sama multilateral antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI) yang terdiri dari 171 negara dengan targetnya menyediakan 2 miliar vaksin hingga akhir 2021. Di dalam negeri Indonesia juga mengupayakan pengadaan vaksin sendiri, yakni Vaksin Merah Putih. Vaksin ini ditargetkan bisa digunakan pada tahun depan.

photo
Indonesia mengimpor vaksin Covid-19 dari berbagai produsen vaksin dunia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement