REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang hampir setiap hari blusukan menemui penyandang masalah sosial di DKI Jakarta dan Jawa Timur, mendapat banyak sorotan pro dan kontra. Risma disarankan lebih baik fokus pada perbaikan data sosial.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, memang tidak ada salahnya dengan blusukan Mensos Risma. Namun, dia menyarankan, lebih baik mantan Wli Kota Surabaya ini membenahi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang masih carut marut.
Menurut Agus, sebenarnya ada hal lebih penting yang bisa dilakukan Mensos saat ini. Dia mengambil, pelajaran dari kasus yang menjerat mantan Mensos Juliari Batubara yang telah ditahan KPK awal Desember lalu karena kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos).
"Ketimbang blusukan di Jakarta, ada dua hal yang penting dilakukan Bu Risma yang saat ini statusnya Menteri, pertama perbaiki dulu itu semua data sosial. Kedua 'kocok ulang' bawahan pejabat di eselon I dan eselon II di Kemensos," kata Agus dalam komunikasi telpon kepada wartawan, Selasa (5/1).
Menurut Agus, model blusukan seperti itu perlu bila dilakukan kepala daerah, seperti saat Risma menjadi Wali Kota. Sedangkan saat menjadi Menteri, dia menyarankan, lebih banyak bekerja di wilayah kebijakan dan pembenahan Kemensos secara keseluruhan.
Agus menyebut, bukan berarti menteri tidak boleh blusukan, namun yang dilakukan Risma di Jakarta justru bisa jadi bukan menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah. Karena itu, Agus meminta, alangkah baiknya Mensos Risma fokus pada perbaikan data sosial (DTKS), yang selama ini jadi sumber penyelewengan berbagai bansos.
"Fokus saja perbaikan data sosial, buat jadi lebih detil agar bantuan semakin tepat sasaran," katanya.