Rabu 06 Jan 2021 03:34 WIB

Sosiolog: Larangan Bansos untuk Beli Rokok Sudah Tepat

Rokok adalah barang yang tak pantas dikonsumsi menggunakan dana bansos

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas memotret identitas penerima bantuan sebagai tanda bukti saat penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kantor Desa Sindangherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Foto: ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO
Petugas memotret identitas penerima bantuan sebagai tanda bukti saat penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kantor Desa Sindangherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam Budidarmawan Prasodjo mengatakan langkah Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang melarang masyarakat menggunakan dana bantuan sosial (bansos) untuk membeli rokok dinilai sudah tepat.

"Itu benar, jangan sampai bansos digunakan untuk beli rokok," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Menurut dia, sikap yang ditunjukkan eks wali kota Surabaya tersebut terbilang berani mengingat industri rokok di Tanah Air cukup dominan. Bahkan, setelah itu bisa saja akan ada orang-orang yang mungkin sensitif atau tidak nyaman.

"Rokok merupakan barang yang tidak pantas dikonsumsi dengan menggunakan dana bansos," kata Imam.

Menurutnya, sejauh ini langkah yang dilakukan Mensos sudah cukup baik dengan segala keterbatasan. Apalagi, Risma harus menambal kebocoran-kebocoran yang terjadi selama ini.

"Apalagi bekerja dengan birokrasi yang kita tau tidak mudah sebagai bagian mesin yang bisa bekerja cepat dan tepat," ujarnya.

Selain itu, Risma yang juga kerap melakukan blusukan setelah menjabat sebagai Mensos dinilainya sebagai upaya menjemput aspirasi warga sekaligus mengasah kepekaan pada masyarakat Jakarta. "Bu Risma mungkin tahu banyak dengan Surabaya, tapi belum tentu tahu dengan kondisi Jakarta," kata Imam.

Menurut Imam seharusnya masyarakat mendorong langkah-langkah yang dilakukan Tri Rismaharini untuk mengatasi berbagai persoalan sosial yang ada. Karena itu, tidak ada salahnya seorang Mensos pergi ke lapangan mendengarkan langsung aspirasi atau keluhan-keluhan warga yang mungkin selama ini kurang mendapat perhatian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement