Selasa 05 Jan 2021 16:42 WIB

Airlangga: Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Harus Seiring

Vaksinasi dan protokol kesehatan diharap Airlangga berjalan seiring.

Airlangga: Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Harus Seiring. Foto: vaksin (ilustrasi).
Foto: istimewa
Airlangga: Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Harus Seiring. Foto: vaksin (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Vaksinasi Covid-19 yang akan dilaksanakan pertengahan Januari 2021 di Tanah Air harus tetap diimbangi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat. Dua hal ini harus berjalan beriringan dalam penanganan pandemi. 

Penegasan ini dinyatakan lagi oleh Menko Perekonomian yang Juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto. 

Baca Juga

“Bapak Presiden tentu berharap bahwa kegiatan vaksinasi maupun kedisiplinan masyarakat itu harus berjalan seiring, karena seluruhnya itu dengan vaksinasi tetap kedisiplinan masyarakat itu harus tetap dijaga,” kata Airlangga Hartarto dalam rilisnya kepada media, Senin (4/1/2021).

Airlangga menyatakan protokol kesehatan masih tetap berlaku bagi masyarakat, meski vaksinasi sudah dijalankan. Program vaksinasi yang akan berjalan 15 bulan untuk 182 juta rakyat Indonesia itu tetap memerlukan waktu agar bisa efektif memberikan imun. 

Pemerintah juga terus mendorong peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan juga tetap menghindari kerumunan. Gaya hidup seperti ini masih tetap menjadi rujukan selama pandemi dinyatakan belum berakhir. 

Bahkan pemerintah akan kembali mendorong penerapan protokol kesehatan melalui operasi kedisiplinan atau operasi yustisi di berbagai daerah. Vaksinasi tanpa diimbangi kedisiplinan 3M menurut Airlangga akan  mubazir. 

”Dengan vaksinasi disiplin tetap perlu, karena Covid-19 ini masih ada di global. Pandemi global ini belum berakhir,” tegas Airlangga.

Terbukti selama Desember 2020, telah terjadi lonjakan kasus aktif yang signifikan. Bahkan jumlah kasus aktif per 3 Januari sudah mencapai 110.679 kasus. Ini merupakan sinyal bahaya. 

Guna mengantisipasi lonjakan yang kemungkinan bisa terjadi, Pemerintah kini terus mengoptimalisasikan tempat tidur di rumah sakit di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan agar bisa menampung lonjakan kasus yang mungkin terjadi.

”Pemerintah pusat akan melakukan realokasi perawatan di rumah sakit-rumah sakit, di mana alokasi untuk penanganan Covid-19 ditingkatkan menjadi 30 persen dan Pak Menteri Kesehatan akan mempersiapkan hal tersebut,” ungkap ketua Umum Partai Golkar itu.

Penambahan tenaga kesehatan (nakes) dari Kementerian Kesehatan juga menjadi fokus pemerintah. Terutama peningkatan jumlah perawat. “Targetnya 10 ribu (tenaga kesehatan) dengan terutama peningkatan perawat sejumlah 7.900 orang dari 141 fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Pemerintah juga mendorong penguatan implementasi tata laksana Protokol Kesehatan Covid-19, terutama di fasilitas kesehatan nonrujukan. Juga diperlukan penerapan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) secara tepat sasaran.

“Pemerintah terus mendorong peningkatan daripada surveillance, baik itu tes, lacak, maupun isolasi,” ungkap Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement