Senin 04 Jan 2021 22:20 WIB

Unpad Telah Lakukan 30 Uji Klinis Vaksin Sejak 2002

Unpad jadi satu-satu perguruan tinggi lakukan uji klinis vaksin

Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.
Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan uji klinis vaksin, Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung, Jawa Barat telah berhasil melakukan uji klinis lebih dari 30 vaksin sejak 2002.

Hampir semua vaksin yang beredar di Indonesia, uji klinisnya dilakukan oleh Unpad. Kurang lebih 30 jenis vaksin berhasil dilakukan uji klinis oleh Unpad khususnya yang dilakukan oleh Prof. Kusnandi Rusmil dan tim dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad, kata Rektor Unpad, Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE.

"Tentunya, proses uji klinis vaksin ini mengikuti alur perencanaan dan produksi vaksin yang sudah ditetapkan di Indonesia. Termasuk uji klinis vaksin COVID-19 Fase III yang saat ini sedang dilakukan berlangsung," jelas Prof. Rina dalam peluncuran International Conference COVID-19 Pandemic and Global Vaccine melalui Zoom, Senin (4/1).

Dalam acara itu, Rektor Unpad berharap bahwa konferensi internasioal mengenai penanganan COVID-19 tersebut dapat menghasilkan masukan dan rekomendasi yang mampu memberikan solusi dalam menangani pandemi virus corona di Indonesia maupun global.

International Conference COVID-19 Pandemic and Global Vaccine yang bakal berlangsung 23-25 Februari mendatang itu digelar atas kerja sama Unpad, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpad, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), dan The Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA).

Ketua IKA Unpad, Irawati Hermawan, mengatakan dilema penanganan COVID-19, antara dua pilihan kesehatan atau ekonomi, harus dipecahkan dengan formulasi yang tepat sehingga pandemi tetap tertangani dengan baik dan pemulihan ekonomi nasional juga berjalan.

"Konferensi internasional ini sebagai salah satu upaya dalam menyediakan ruang bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan formula penanganan pandemi COVID-19 serta pemulihan ekonomi yang tepat," tambah Irawati.

Selanjutnya Irawati menambahkan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, konferensi internasional ini akan difokuskan dalam menjawab beberapa pertanyaan besar, seperti regulasi keamanan dan efektivitas vaksin, diplomasi Indonesia dalam penyediaan vaksin, regulasi dan sumber daya penanganan pandemi, serta pemulihan ekonomi pascapendemi.

Konferensi akan menghadirkan pembicara kunci, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Kesehatan, dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, kemudian Menteri Kesehatan Saudi Arabia, Ketua Gugus Tugas COVID-19, Gubernur Jawa Barat, ICCIA, Biofarma, akademisi maupun dari sektor swasta terkait.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement