REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jawa Timur mendapat jatah total 77.760 vaksin Covid-19 pada gelombang pertama. Vaksin Covid-19 itu pun telah tiba di Gedung Dinas Kesehatan Jawa Timur, Surabaya, Senin (4/1) siang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, vaksin Covid-19 tersebut diprioritaskan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan. Khofifah menyatakan, jika satu orang harus menjalani vaksinasi dua kali, maka untuk tahap pertama hanya 38.880 SDM kesehatan Jatim yang mendapat jatah vaksin. Padahal jumlah SDM kesehatan di Jawa Timur saat ini berjumlah 196.459 orang. Artinya, kata dia, vaksin Covid-19 tahap pertama ini baru cukup untuk 19,79 persen SDM kesehatan di Jatim
"Prioritas tahap pertama ini adalah untuk SDM kesehatan. Nah tahap pertama ini, vaksin yang kami terima berjumlah 77.760. Artinya distribusi vaksin tahap pertama ini cukup untuk 38.880 orang," ujar Khofifah melalui siaran tertulisnya.
Khofifah menehaskan, SDM kesehatan memang menjadi sasaran prioritas pertama dalam distribusi vaksin tahap pertama ini. Lantaran para tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam pelayanan, penanganan, dan penanggulangan Covid-19.
Terkait kesiapan pelaksanaan vaksinasi, Khofifah menegaskan semua sarana dan prasarana telah disiapkan. Total, saat ini di Jatim sudah ada sebanyak 2.404 tenaga vaksinator yang siap melakukan imunisasi vaksin Covid-19. Jumlah tersebut akan kembali ditambah dengan melakukan pelatihan untuk 73 angkatan. Dimana setiap angkatan terdiri atas 100 orang calon vaksinator.
Pelatihan untuk penambahan tenaga vaksinator ini akan dilakukan dalam 19 gelombang. Detailnya yaitu di 968 Puskesmas sebanyak 2.904 orang, dan di 435 rumah sakit dengan total 4.350 orang. Sehingga nanti setelah pelatihan, jumlah vaksinator akan bertambah sebanyak 7.254 orang dengan kondisi telah bersertifikat.
Sedangkan untuk cold chain atau rantai dingin untuk distribusi vaksin ditegaskan Khofifah bahwa cool room, lemari es, vaccine carrier, dan pengukur suhu telah siap se-Jatim hingga tingkat kabupaten/kota. "Saya masih minta Kadinkes memastikan bahwa kondisi almari pendingin dan termos pembawa vaksin dalam keadaan baik. Jika dalam seminggu ini ada yang rusak maka harus segera diganti agar vaksin aman," ujarnya.