Senin 04 Jan 2021 16:53 WIB

Indonesia Siap Jalani Vaksinasi Tahap Pertama

Meski sudah didistribusikan vaksin Covid-19 Sinovac belum boleh disuntikkan.

Petugas memindahkan boks berisi vaksin COVID-19 Sinovac kiriman dari Bio Farma ke tempat penyimpanan vaksin di gudang farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Tambakaji, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah.
Foto:

Dikutip dari laman Reuters, hasil awal uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Turki menunjukkan vaksin tersebut efektif 91,25 persen melawan infeksi Corona. Hasil ini jauh lebih baik daripada yang dilaporkan dari uji coba terpisah vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil. Sinovac-Biotech diklaim terbukti efektif dalam uji coba tahap akhir di Brasil. Efektivitas vaksin Corona Sinovac disebut melebihi 50 persen.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menganalisa penyebab hasil uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Turki yang berbeda dengan Brasil. Hasil uji coba vaksin ini berbeda lantaran kemungkinan besar dipengaruhi oleh ras.

Menurut Laura, vaksin yang baik adalah yang mampu mengakomodir perbedaan ras, karakteristik. Jadi, vaksin yang memberikan efikasi yang sama pada segala kelompok. "Tentu kita berharap hasilnya juga sama-sama tinggi dengan yang di Turki," ujarnya.

Kalau efikasinya rendah, dia melanjutkan, nanti bisa dikelompokkan lagi kenapa rendah, apakah ada karaktristik dari individu yang menyebabkan efikasi rendah dan sebaliknya. Oleh karena itu, dia melanjutkan, penting untuk menunggu hasil uji klinis vaksin ini di Indonesia. Apalagi, dia melanjutkan, hasil uji klinis vaksin berbeda dari Turki dan Brasil, jadi melihat hasil uji klinis fase 3 di Indonesia jadi hal prioritas.

"Kalau dari rekomendasi organisasi kesehatan dunia PBB (WHO), efikasi vaksin yang baik yaitu hasil uji klinis fase 3 yang di atas 50 persen," ujarnya. Efikasi  vaksin ini mendekati 100 persen menjadi sangat baik.

Rincian provinsi penerima vaksin Covid-19

Ahad, 3 Januari 2021 untuk 14 provinsi:

1.    Jateng = 62.560 vial

2.    Jatim = 77.760 vial

3.    Bali =  31.000 vial

4.    Banten = 14.560 vial

5.    Bengkulu = 20.280 vial

6.    Sumbar = 36.920 vial

7.    Lampung = 40.520 vial

8.    Riau = 20.000 vial

9.    Sumsel = 30.000 vial

10.    Jambi = 20.000 vial

11.    Kaltara = 10.680 vial

12.    Papua = 14.680 viql

13.    Malut = 7.160 vial

14.    Maluku = 15.120 vial

Senin, 4 Januari 2021 untuk 18 provinsi:

1.    DKI Jakarta = 39.200 vial

2.    Yogya = 26.800 vial

3.    NTB = 28.760 vial

4.    Gorontalo = 4.800 vial

5.    NTT = 13.200 vial

6.    Kalsel = 25.000 vial

7.    Sultra 20.400 vial

8.    Kaltim = 25.520 vial

9.    Kalbar = 10.000 vial

10.    Kalteng = 14.460 vial

11.    Sumut = 10.000 vial

12.    Sulsel = 30.000 vial

13.    Sulteng = 11.000 vial

14.    Bangka Belitung = 6.280 vial

15.    Aceh = 14.000 vial

16.    Kepri = 13.00 vial

17.    Papua Barat =7.160 vial

18.    Sulut = 13.200 vial

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement