Senin 04 Jan 2021 15:47 WIB

Kasus Covid-19 di Solo Tembus 5.000

Lonjakan kasua Covid-19 mulai terlihat sejak September 2020 sampai saat ini.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo
Foto: Republika/binti sholikah
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo secara kumulatif telah melampaui 5.000 orang per Ahad (3/1). Berdasarkan data Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo kasus kumulatif terkonfirmasi positif sampai Ahad mencapai 5.060 orang.

Rinciannya, 3.413 pasien dinyatakan sembuh/pulang, 1.114 orang isolasi mandiri, 266 pasien menjalani rawat inap, dan 267 orang meninggal dunia. Pada Sabtu (2/1) dan Ahad, terdapat penambahan 190 orang terkonfirmasi dan tambahan 10 orang meninggal dunia.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, selama ini Pemkot sudah berlari kencang untuk mengatasi dan mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Bengawan. "Pemkot tidak cuma melangkah. Kami sudah sprint. Tapi sekitar kita itu tidak peduli gitu loh. Ya sudah kami terima apa adanya saja. Karena Solo memang centernya enam kabupaten. Karena di luar Solo itu tidak punya ICU dan ventilator," kata Rudyatmo kepada wartawan, Senin (4/1).

Menurutnya, rumah sakit di Solo masih mampu menerima pasien Covid-19. Dia menyebut, masih asa 155 tempat tidur pasien di seluruh rumah sakit se-Solo. Sehingga, rencana Pemkot untuk membuat rumah sakit darurat di Solo Techno Park belum direalisasikan. 

 

"Itu [rumah sakit darurat] kalau nanti dibutuhkan baru. Kan kita masih ada 155 bed di seluruh kota Solo. Belum begitu penuh," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menyatakan, lonjakan kasua Covid-19 mulai terlihat sejak September 2020 sampai saat ini. Pada awal pandemi, penambahan kasus hanya satu digit, kemudian bertambah dua digit, dan dalam beberapa bulan terakhir kerap terjadi penambahan di atas 100 kasus dalam sehari.

"Enggak pernah turun, malah trennya naik terus. Mulai habis Lebaran itu naik terus. Sebelum Oktober 2020 naiknya hanya 10-20 kasus per hari. Setelah libur panjang Oktober langsung ratusan," ujarnya, Ahad.

Menurutnya, vaksinasi menjadi satu-satunya harapan untuk mengendalikan Covid-19. Selaun itu, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di mana pun. "Mudah-mudahan vaksinasi apa yang kita harapkan segera jadi pengendali terutama kalau vaksinnya sudah jadi," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement