Ahad 03 Jan 2021 16:42 WIB

Menu Tahu-Tempe Hilang di Warteg dan Warung Gorengan Jakarta

Pengrajin tahu dan tempe mogok produksi selama empat hari, sejak Kamis (31/12)

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Pengrajin memindahkan tempe buatannya di salah satu Sentra Produksi Tempe, Utan Panjang, Jakarta, Ahad (3/1). Sebagai bentuk protes melonjakanya harga kedelai impor yang mencapai Rp 9.500 per kilogram dari harga normal Rp7.200 per kilogram, Sejumlah produsen tahu dan tempe di Jabodetabek menggelar aksi mogok dagang pada 1 s/d 3 Januari 2021. Mereka meminta pemerintah untuk membuat skema tata niaga kedelai yang saling menguntungkan demi menjaga stabilitas harga untuk kenyamanan pelaku UKM tersebut yang jumlahnya cukup besar.Prayogi/Republika.
Foto:

Salah satunya di warung gorengan milik Imam (25 tahun) di pinggir Jalan Margasatwa, Pasar Minggu. Begitu pula di warung gorengan milik Jimmy (50 tahun) di Jalan Raya Pejaten. 

"Tahu dan tempe sudah tiga hari tidak ada. Pemasok saya udah nggak datang-datang lagi. Saya juga sudah cari di pasar, tapi tetap tidak ada," kata Jimmy. 

Alhasil, kini Jimmy hanya menjual gorengan pisang, bakwan, dan ubi. Pembeli pun sempat mempertanyakan kenapa tahu dan goreng tak ada. "Akibat kosong ini, jualan turun. Walau memang susah turun parah sejak corona," kata dia. 

Jimmy kini berharap tahu dan tempe kembali tersedia di pasaran. "Katanya sih besok (4/1) sudah ada lagi. Cuma katanya harga naik jadi Rp 7.000. Padahal biasanya Rp 5.000," kata Jimmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement