Ahad 03 Jan 2021 14:01 WIB

Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial Sentuh Dua Kawasan Ini

Bekas lokalisasi dan eks penderita kusta jadi area penerima bantuan tersebut.

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi kawasan eks lokalisasi Balong.
Foto: Dok. Kem
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi kawasan eks lokalisasi Balong.

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO - Kawasan eks lokalisasi Balong Cangkring, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur terlihat sepi.

Sejak lokalisasi resmi ditutup pada 29 Mei 2016, kawasan ini tidak lagi ramai. Bahkan penghuni wisma yang ada di kawasan ini sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Hanya menyisakan warga lokal.

Kawasan Balong Cangkring menjadi tempat Yayasan Mojopahit membina berbagai warga tuna sosial dan merupakan eks lokalisasi. Mirisnya, banyak anak-anak yang tinggal di eks Balong Cangkring ini putus sekolah bahkan memilih hidup di jalan. 

Kondisi ini tentunya membuat prihatin sejumlah pihak, tak terkecuali Menteri Sosial, Tri Rismaharini. 

Beberapa hari setelah dilantik, Risma langsung tancap gas menyambangi beberapa wilayah di Jawa Timur untuk menyalurkan bantuan bagi warga rentan di eks lokalisasi Balong Cangkring dan warga eks Kusta di Sumber Glagah Kabupaten Mojokerto, Sabtu (2/1).

"Permasalahan memang selalu ada, tapi mari kita hadapi bersama, nak. Ibu akan bantu, tidak mudah memang tapi juga tak ada yang sulit bila sungguh-sungguh kita lakukan. Mari buktikan bahwa kalian semuanya adalah anak-anak yang bisa dibanggakan orang tua dan lingkungan. Tak usah malu anak siapa. Karena Tuhan tak pernah lihat siapa kalian, yang dilihat perjuangan kalian. Jangan lari," kata Risma di hadapan anak-anak binaan Yayasan Majapahit ini.

Salah satu anak jalanan yang sukses bernama Bledhek. Tiga tahun lalu, Bledhek yang seluruh badannya dipenuhi tato ini memenuhi ajakan Risma untuk bertaubat dan melanjutkan sekolah. 

"Bledhek ini bersungguh-sungguh untuk merubah hidupnya, ia melanjutkan sekolah bahkan meraih prestasi di bidang bela diri. Sekarang Bledhek kuliah semester 4 di Unisa. Padahal dulu, bisa dibilang Bledhek nakal banget, semua kenakalan sudah ia perbuat seperti nyopet dan lainnya," tutur Risma dalam kunjungan kerja yang didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.

Melalui sambungan telepon, Bledhek juga mengaku kini hidupnya lebih terarah. Ia kini menekuni olahraga beladiri mulai dari wushu sampai silat. Bledhek juga terpilih menjadi salah satu anggota Paskibra dan mengibarkan bendera saat Upacara Hari Kemerdekaan di Pemkot Surabaya. 

"Tuhan maha mendengar, kalau sungguh-sungguh ingin berubah pasti ada jalannya. Memang berat tapi bukan tak bisa. Ibu pesan jangan coba-coba lari ke narkoba ya, nanti kalian akan menyesal," kata Risma. 

Di lokasi tersebut, Risma blusukan mendatangi tempat tinggal para lansia, tukang becak, pengemis dan anak jalanan. Mayoritas mereka tidak mempunyai tempat tinggal sehingga kini mereka menghuni rumah dari Yayasan Mojopahit.

"Saya mencoba memetakan yang bisa saya lakukan untuk masyarakat, apa saja yang mereka butuhkan untuk kesejahteraannya. Setelah itu akan dicarikan solusinya," ujarnya.

Menurut Risma, setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan tentunya penanganan yang berbeda pula. 

Dari hasil blusukannya ini, akan dijadikan acuan untuk penyaluran bantuan dari anggaran Kemensos.

Risma kemudian melanjutkan kunjungannya ke Dusun Sumber Glagah desa Tanjung Kenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.  Dusun ini ditempati oleh eks penderita kusta dari berbagai daerah setelah berobat di Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah.  

Risma menyambangi Dusun Sumber Glagah lantaran semakin banyaknya eks penderita yang menetap di daerah tersebut.

"Kalau bapak dan ibu sudah sembuh, lebih baik mandiri dan keluar dari sini sehingga tidak terbebani. Kawasan Dusun Sumber Glagah ini kan untuk yang sakit, sebagai shelter setelah berobat di rumah sakit. Kalau yang sakit tinggal di luar kan khawatirnya masyarakat tak menerima, disini kan komunitas jadi bisa saling memahami," kata Risma saat berinteraksi dengan penghuni Dusun Sumberglagah.

Dari berbagai sumber diketahui, semenjak tahun 1982, wilayah ini dihuni oleh eks kusta yang merupakan program dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) eks Kusta dipindahkan dari Surabaya. 

Kemudian tahun 1987 bertambah lagi 25 KK rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto. Saat ini menjadi 199 KK dan sebanyak kurang lebih 25% dari jumlah tersebut yang masih menderita kusta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement