Sabtu 02 Jan 2021 20:19 WIB

'Mutasi Covid di Indonesia Sangat Mungkin Terjadi'

Faktor yang paling besar memengaruhi mutasi virus ini adalah faktor dari inangnya

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan mutasi virus corona sangat mungkin terjadi juga di Indonesia. Ia menilai kemungkinan proses mutasi ini memiliki banyak faktor yang akan memengaruhi dan menjadi pertimbangan.

"Faktor yang paling besar memengaruhi mutasi virus ini adalah faktor dari inangnya dalam mereplikasi atau berkembang biak. Ini menjadi tolak ukur, dimana mutasi virus corona yang baru bisa lebih berbahaya dari yang sebelumnya," kata Defriman kepada Republika.co.id, Sabtu (2/1).

Baca Juga

Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam pengendalian virus corona ini menurut Defrima adalah tingkat penularan dan severitas terhadap kematian. Jenis varian baru yang dilaporkan dari Inggris dengan kode B117 atau disebut juga  VUI202012/01 lebih 70 persen lebih menular dari varian yang sebelumnya. Tetapi tidak mematikan.

Di sisi lain lanjut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas itu, kecenderungan lebih tinggi menginfeksi pada anak-anak. Jenis varian lain yang juga dilaporkan adalah dengan kode D614G, ini berbeda dengan B117. Jenis D614G terletak di dalam protein yang menyusun spike virus yang digunakannya untuk masuk ke dalam sel manusia. Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D atau asam aspartat menjadi G atau glisin.

"Ini dilaporkan 10 kali lebih menular, tetapi belum tentu mematikan dibandingkan varian sebelumnya. Mutasi virus dilaporkan, penularan yang lebih cepat memungkinan mengubah jalur pemajanan infeksi," ucap Defriman.

Defriman merasa hal ini yang perlu dipertimbangkan untuk antisipasi ke depan. Di mana penerapan protokol kesehatan dengan intervensi kebijakan dengan penegakan hukum diharapkan efektif dilakukan untuk mengurangi risiko penularan dan meminimalkan acaman varian virus baru.

Ia berharap varian baru ini tidak menjadi pandemi baru kedepan. Begitu juga dengan harapan agar vaksin yang ada sekarang seharusnya juga bisa disesuaikan dengan jenis varian virus baru yang berkembang saat ini. "Efektivitas vaksin benar-benar diharapkan mampu mengendalikan dan mengurangi morbiditas dan mortalitas dari pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Defriman menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement