Para penulis Suara Muhammadiyah diharapkan ada inovasi dan kreatifitas lagi, lebih menarik, dan punya daya pikat. Penulis tidak cukup mengandalkan kebiasaan atau bakat. Harus ada adaptasi baru dengan cara belajar lebih baik lagi baik dari teknis penulisan maupun isi. Baik tentang wawasan keislaman baik yang klasik maupun kontemporer.
Sebagai media, Suara Muhammadiyah perlu seksama. Jangan semua berita masuk. Tanpa berpikir ini layak atau tidak, bukan hanya mengejar rating tapi memberikan dampak dan perubahan akal pikiran.
Suara Muhammadiyah memberikan apresiasi kepada penulis, dan juga diharapkan ada pengembangan kualitas dan juga sajian tulisan. Lebih dari itu memancing penulis muda yang kreatif, baik dari sekolah maupun lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Terima kasih kepada Suara Muhammadiyah dan para penulis. Mudah-mudahan Proyeksi dan Apresiasi Suara Muhammadiyah bisa menjadi aktualisasi diri dan menyebarluaskan minat kita dalam menulis. Warga Muhammadiyah mesti mempunyai kesadaran membaca yang luas dan membaca yang kritis.
Pesan untuk Pimpinan Muhammadiyah, tidak cukup mengandalkan keterpilihan, tapi juga kualitas dan pengabdian, semakin tinggi kualitas dan semakin tinggi pengabdian akan menjadi energi yang segar bagi persyarikatan. Kalau tidak mau membaca, kita akan besar tapi dalam stagnasi. Problemanya kalau pemikiran pimpinannya tidak maju, nanti ketinggalan. Pemikiran kan berkembang, bahkan teori juga berubah. Maka para pimpinan Muhammadiyah harus terus belajar. (Farah/Riz).