REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sirkulasi siklonik terpantau di perairan barat Aceh, laut Natuna, dan utara Papua Barat. Kondisi itu membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin memanjang di utara dan barat Aceh, utara Kalimantan Barat, dan utara Sulawesi.
Sirkulasi siklonik lain terpantau di Australia bagian utara yang membentuk konvergensi memanjang di timur NTT. Di mana dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi.
Daerah perlambatan kecepatan angin terpantau di Sumatera Barat, di Riau, Bengkulu-Lampung, perairan selatan Jawa Barat-Laut Jawa. Sehingga dapat menyebabkan terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin dan berpotensi hujan sedang-lebat
"Disertai petir dan angin kencang di DIY, antara lain Samigaluh, Kalibawang (Kulonprogo), Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel (Sleman), Piyungan, Imogiri (Bantul), Gedangsari, Ngawen, Patuk (Gunungkidul)," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, Rabu (30/12).
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrim ini, ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi genangan, banjir, maupun longsor. Terutama, bagi warga yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat yang menjadikannya rawan banjir dan longsor
Reni turut mengimbau masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh. Terlebih, sudah banyak kejadian tumbangnya pohon pada musim hujan lalu. "Agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir," ujarnya.