Selasa 29 Dec 2020 22:22 WIB

Harapan Sandiaga dari Turis Domestik

Varian baru Covid-19 buat pariwisata Indonesia bergantung dari turis domestik.

Wisatawan menikmati suasana Pantai Lagoon, Ancol, Jakarta, Ahad (27/12). Selama vaksin belum diberikan ke masyarakat dan varian baru virus corona mengintai, pariwisata Indonesia akan sangat bergantung pada turis domestik.
Foto:

Kunjungan wisatawan asing di 2020 memang turun signifikan. Total kunjungan wisman hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 4 juta orang dengan devisa senilai 3,54 dolar AS. Angka itu turun 74,7 persen dari tahun 2019 yang kunjungannya tembus 16,1 juta orang dengan devisa 16,9 miliar dolar AS.

Sandiaga mengatakan, adapun pergerakan wisatan nusantara (wisnus) diprediksi juga menurun drastis. Tahun ini diproyeksi total pergerakan sebesar 198 juta pergerakan, turun 29,7 persen dari 2019 dengan total pergerakan 282 juta.

Adapun, untuk kontribusi pariwisata tahun ini diperkirakan hanya mencapai 4 persen terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional). Sementara khusus untuk nilai tambah ekonomi kreatif diproyeksi senilai Rp 1.050 triliun dengan proyeksi nilai ekspor ekraf 15,06 miliar dolar AS.

Sementara itu, Sandiaga mengatakan, sekitar 1,42 juta lapangan kerja parekraf tahun ini terpukul akibat pandemi. Jumlah pekerja pada sektor ini mengutip data Kemenparekraf sebanyak 34,5 juta jiwa.

Penurunan jumlah wisatawan yang signifikan mematikan usaha agen travel perjalanan. Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) meminta pemerintah agar memberikan insentif bagi perusahaan agen penjual tiket maskapai. Pasalnya, selama masa pandemi, para agen travel belum pernah mendapatkan insentif.

"Travel agent belum dapat insentif langsung seperti di hotel-hotel, sekitar 90-95 persen (agen) itu sudah mati dan tidak bisa lagi bayar karyawan," kata Ketua Umum Astindo, Elly Hutabarat secara virtual.

Elly menegaskan, akibat ketidakmampuan membayar karyawan, langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) harus diambil. Situai itu dinilai sangat mengkhawatirkan lantaran jumlah karyawan agen perjalanan sangat besar.

Ia mengatakan, dalam memberikan insentif, dibutuhkan acuan data yang valid bagi pemerintah. Elly mengusulkan agar pemerintah menggunakan data dari BP Jamsostek untuk mendata penerima insentif.

Menurutnya, dengan data tersebut, dapat dihitung kebutuhan insentif untuk perusahaan agen travel yang saat ini sedang dihadapkan pada masa sulit.

"Agen travel banyak membantu dalam memasukkan wisatawan ke Indonesia, jadi mohon jangan dilupakan karena agen travel ujung tombak untuk menjual Indonesia ke luar dan juga untuk wisatawan dalam negeri," ujarnya.

photo
Lima Langkah Berwisata Aman Saat Pandemi Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement