REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menggalakkan kegiatan daur ulang sampah dengan mengajak warga memilah sampah untuk menghasilkan cuan (keuntungan) pada masa pandemi Covid-19 secara kreatif menggunakan aplikasi digital.
Wali Kota Jaksel, Marullah Matali mengatakan, daur ulang sampah ini sebagai program jangka panjang melibatkan warga untuk memilah sampah hingga menjadi rupiah. "Di Jakarta Selatan paling sedikit menghasilkan sampah 1.400 ton per harinya, dari jumlah itu ada yang bisa didaur ulang, ada juga yang tidak bisa," kata Marullah di Jakarta, Senin (28/12).
Pemkot Jaksel melihat ada sisi ekonomi sampah yang dapat dihasilkan dari kegiatan daur ulang, maka dicanangkan #gerakandaurulang yang dikomandoi oleh Tim Penggerak Pembedayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
Beberapa jenis sampah yang bisa didaur ulang, seperti plastik pembungkus kemasan makanan, produk rumah tangga, maupun botol-botol minuman kemasan. Menurut Marullah, kegiatan daur ulang ini juga dapat menyelesaikan persoalan sampah yang ada di wilayah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Selatan.
"Menyelesaikan persoalan sampah tidak oleh pemerintah saja, tapi melibatkan 'stakeholder' bahkan aplikator, atau pihak ke tiga," ujar Marullah.
Dia menyebutkan, gerakan daur ulang sampah ini adalah kreativitas yang masih orisinil yang kini dikolaborasikan dengan Pemkot Jaksel melalui TP PKK. Program kolaboratif ini diusung bersama aplikator Duitin (Daur Ulang Itu Ini).
Platform digital yang memungkinkan warga mendapatkan timbal balik berupa pemenuhan kebutuhan dengan menukarkan sampah. "Sampah yang dimaksudkan ini berupa material yang bisa di daur ulang," ujar Marullah.
Marullah menilai, program daur ulang dengan pelibatan warga dan menggunakan media digital sebagai kegiatan yang kolaboratif. "Lagi pandemi enggak bisa ke sana-ke mari. Enggak sempat buang sampah keluar. Tadinya bayar untuk membuang sampah sekarang malah kita dapat bayaran," ujarnya.
Masyarakat, lanjut dia, hanya tinggal membawa sampah yang tadinya sudah tidak layak, menjadi barang menjanjikan dan menghasilkan. "Bawa sampah yang berbahaya jadi membahagiakan," kata Marullah.
Ketua TP PKK Jaksel, Komariah Marullah menjelaskan, program tersebut bisa membantu mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan. Menurut dia, tujuan pengelolaan sampah yang tegak adalah untuk membuat sampah memiliki nilai ekonomi atau mengubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan.
"Ada manfaat yang didapatkan mulai dari estetika, pengelolaan ekonomi dan kekayaan lingkungan yang dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Komariah.
Dia menambahkan, menyelesaikan persoalan sampah harus terintegrasi, terutama adanya sinergi dari berbagai pihak. Menurut dia, aplikasi Duitin merupakan salah satu solusi untuk warga Jakarta Selatan dalam pemilahan sampah dan warga hanya tinggal mengunduh (install) applikasinya secara gratis di ponsel pintarnya.
"Dengan applikasi Duitin, warga dengan mudah mengelola sampah. TP PKK dan para kader turut membantu program pemerintah khususnya Sudin Lingkungan Hidup dalam menjalankan pengelolaan sampah rumah tangga," kata Komariah.