REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan, Bali menjadi tolok ukur bagi pemerintah dalam upaya menggairahkan kembali sektor parekraf di tengah pandemi Covid-19.
“Saya baru saja dilantik sebagai Menparekraf dan saya langsung gercep (gerak cepat) untuk kunjungan kerja perdana dan Bali adalah pilihan utama dalam kapasitas jabatan karena Bali merupakan tulang punggung wisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Sandiaga, Ahad (28/12).
Sandiaga mengaku, memiliki tugas khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk fokus pada 5 destinasi super prioritas. Dia ingin, Bali jadi contoh bagi 5 destinasi super prioritas tersebut untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Bapak Presiden Jokowi minta saya fokus di lima destinasi super prioritas. Tapi, lima destinasi super prioritas ini justru harus belajar dari Bali, karena Bali sebagai Word class. Jadi kalau mau mengembangkan itu, kita harus belajar dari segala aspek penyiapan tujuan wisata dari Bali. Semuanya ingin Bali menjadi rujukan utama,” ujarnya.
Menurut Sandiaga, masyarakat sudah memiliki keinginan yang besar untuk kembali berwisata, termasuk ke sejumlah destinasi di Bali. Ia berharap keunikan Bali bisa menjadi contoh daerah lain agar bangkit dari keterpurukan ekonomi.
“Apalagi 270 juta rakyat Indonesia nih sudah kangen berat dengan Bali. Sudah 9 bulan lebih pandemi dan kita berharap keunikan Bali yang tidak tergantikan ini kesuksesan Bali yang perlu kita contoh ini," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya mendorong program inovasi, adaptasi dan kolaborasi untuk dijadikan platform bekerja para pihak terkait. "Dan dalam rangka kolaborasi saya butuh masukan dari juara pelaku ekonomi kreatif. Saya akan pelajari masukan-masukan ini untuk nantinya menjadi bahan kita membangkitkan ekonomi,” pungkasnya.
Pihaknya juga mempunyai program jangka pendek untuk membangkitkan perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satunya adalah dengan memperluas dana hibah untuk para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
Perluasan dana hibah itu ditujukan untuk pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif diluar hotel dan restoran. Dirinya mengaku, telah menerima permintaan dari Gubernur - Wakil Gubernur Bali agar pemerintah memfasilitasi para pelaku usaha ini dengan pinjaman lunak.
“Tadi juga sudah diskusi dengan bapak Gubernur dan Wakil Gubernur dan jajaran bahwa ada permintaan untu memfasilitasi pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan dana pinjaman lunak dengan nilai Rp 9,9 triliun yang nanti kita diskusikan dengan ibu Menteri Keuangan,” ujarnya.