REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Cepat, tanggap mungkin belum bisa menggambarkan sosok Gubernur Erzaldi Rosman yang setiap harinya tidak pernah lelah sigap melayani masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
Mendengar seorang yang begitu berbakti pada negeri, mengabdi hingga 35 tahun tanpa pamrih menggetarkan hati dan kaki Erzaldi Rosman untuk langsung bergerak menemui Darsono yang separuh hidupnya diabdikan sebagai guru honorer di SMP PGRI Toboali.
Rasanya, pahlawan tanpa tanda jasa sangat cocok untuk disematkan kepada Darsono. Kiprahnya dari 1981-2017 telah membantu Bangka Belitung berkembang dengan mendidik para generasi muda Bangka Belitung agar semakin baik setiap harinya.
Erzaldi Rosman sepertinya sangat menjunjung tinggi Jas Merah. Bersama dengan Lembaga Zakat, Infaq, dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Bangka Selatan dan masyarakat sekitar, Erzaldi Rosman menyelesaikan bantuan rumah layak huni agar Darsono bersama istri dan delapan orang anaknya dapat menempati rumah yang layak.
"Kita mendapatkan laporan masyarakat tentang kondisi Pak Darsono. Saya langsung menjenguknya, kita bantu menyelesaikan rumah ini, kita juga bantu ayam Merawang, biar bapak punya penghasilan," ujarnya.
Bantuan itu layaknya kail ikan, bukan untuk membuat seseorang bergantung tapi mendorong seseorang untuk mandiri. Itulah konsep bantuan bagi Erzaldi Rosman. Untuk membantu Darsono mandiri, ayam-ayam Merawang telah diserahkan untuk membantu keseharian Darsono.
Darsono berterima kasih atas kunjungan Erzaldi Rosman yang juga datang untuk bersilaturahmi ke rumahnya.Dirinya tidak percaya orang nomor satu di Babel mau menelusuri hutan untuk bertamu ke rumahnya.
"Saya banyak mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan Bapak Gubernur yang telah sudi melangkahkan kakinya melihat keadaan saya yang sebenarnya. Kepada Allah saya ucapkan alhamdulillah, semoga bapak gubernur selalu sehat, dan mendapatkan rida dari-Nya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada bapak gubernur yang membantu penyelesaian rumah saya," ujarnya.
Bagi Erzaldi Rosman tugasnya hanya melayani masyarakat, tahta dan harta hanyalah bonus yang harus terus menerus dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakatnya. Pemimpin bukan hanya sekadar kontrak sosial dengan masyarakat tetapi merupakan ikatan perjanjian dengan Allah Swt yang tentunya akan diminta pertanggungjawaban di akhirat nanti.
Dengan pandangan ini, tidak ada istilah penat dalam kerjanya. Yang dirinya tahu adalah bagaimana setiap hari dirinya dapat memegang teguh amanah dari masyarakat. Bukan untuk dirinya namun untuk janjinya, Bangka Belitung yang sejahtera.