REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Utama Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya), Bambang Hernowo mengatakan, kapasitas air di Ibu Kota mencapai 20.227,5 liter per second (lps) dengan panjang pipa 11.916 kilometer. Namun, Bambang menyebut, penyaluran air bersih bagi warga di Jakarta baru sebesar 65 persen."Coverage kita masih di angka 65 persen," kata Bambang dalam diskusi virtual melalui Zoom, Rabu (23/12).
Selain itu, Bambang juga mengungkapkan, pihaknya mengalami ketergantungan air baku maupun air curah dari daerah lain. Dia menyebut, sebagian besar sumber air baku dan air curah di Jakarta berasal dari luar kota, yakni 82 persen mengalir dari Waduk Jatiluhur, 12 persen dari Tangerang, dan enam persen dari sungai atau kali Ibu Kota.
Oleh karena itu, jelas dia, PAM Jaya berupaya memanfaatkan air di Jakarta menjadi sumber air baku, meski kapasitasnya kecil. Bambang menuturkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di sejumlah lokasi
Menurut dia, upaya tersebut bertujuan untuk memperluas cakupan layanan air bersih ke seluruh warga Ibu Kota. Bambang menjelaskan, pihaknya memiliki target mendirikan SPAM Hutan Kota, SPAM Pesanggrahan, SPAM Ciliwung, SPAM Mookevart, dan SPAM Jatiluhur."Setidaknya bisa menjadikan kami menutupi gap antara kebutuhan dengan ketersediaan yang kita miliki saat ini," kata dia.
Selain itu, PAM Jaya pun harus memikirkan bagaimana jaringan perpipaan dapat tertanam dengan baik sesuai dengan kondisi utilitas dan infrastruktur eksisting. Sebab, aspek lingkungan menjadi terganggu ketika terjadi ekstraksi air tanah secara besar-besaran.
"Inilah peran PAM Jaya untuk bisa mengkonversi dengan menyediakan air perpipaan untuk menggantikan air tanah dalam yang ada sekarang," ujarnya.
Menurut Bambang, untuk bisa mencapai 100 persen cakupan layanan air bersih itu, pihaknya membutuhkan dana investasi sebesar Rp 28 triliun. Namun, dia menyadari kemampuan fiskal DKI Jakarta tengah terkontraksi akibat pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi dan berdampak terhadap penyertaan modal daerah (PMD) PAM Jaya. Sehingga pihaknya harus mencari sumber pendanaan lainnya. "Kami harus mencari sumber pendanaan secara kreatif untuk kami bisa mencapai 100 persen cakupan layanan," katanya.