Rabu 23 Dec 2020 17:56 WIB

Disparbud Siapkan 20.294 Tes Cepat Antigen di Tempat Wisata

Langkah tersebut agar jangan sampai ke depan ada klaster baru di tempat wisata.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mengantisipasi penyebaran Covid 19, Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar, menyiapkan ribuan rapid tes antigen di tempat wisata. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik, rapid tes yang disiapkan di tempat wisata mencapai 20.294. Saat ini, sudah mulai diambil oleh kabupaten/kota supaya ada pemeriksaan skrining.

"Kita lakukan Rapid tes antigen atau swab antigen di tempat-tempat wisata," ujar Dedi kepada wartawan, dihubungi Rabu (23/12).

Dedi mengatakan, langkah-langkah tersebut dilakukan Provinsi Jawa Barat agar jangan sampai ke depan ada klaster baru di tempat wisata. Karena, bagaimana pun di tempat wisata akan terjadi kerumunan.

"Itu yang kita lakukan selain tadi ada surat yang datang ke tempat wisata di Jabar harus ada surat Rapid Tes Antigen," katanya.

Hal itu, kata dia, sesuai dengan surat edaran nomor 3/2020 gugus tugas nasional. Kemudian, di Provinsi Jawa Barat ditindaklanjuti surat edaran Ketua Gugus Tugas Provinsi melalui Sekda.

"Itu juga sama jadi ke tempat wisata dari mulai pergerakan kendaraan, transportasi ke tempat wisata harus menggunakan surat antigen," katanya.

Dedi mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah dan menggelar rapat dengan kabupaten/kota. Disparbud Jabar pun, sudah melakukan Pengecekan di lapangan. Hasilnya, hampir semua hotel dan tempat wisata akan untuk menggunakan protokol kesehatan.

"Bahkan, ada yang disertifikasi CISI (Cleanes Health Indonesia Care). Itu untuk memenuhi standar," katanya.

CISI itu, kata dia, langkah yang bagus dari Kementerian Pariwisata dan Dinas Pariwisata provinsi Jawa Barat. Karena, diutamakan harus menggunakan reservasi online di reservasi online.

Terkait peningkatan tingkat hunian hotel menjelang libur akhir tahun, Dedi mengatakan, hotel di Pangandaran saat ini sudah 35 sampai 40 persen yang direservasi dari tanggal 24 sampai 31.

Begitu juga, kata dia, di Garut, Bandung Raya, dan Puncak Cirebon. Itu juga sama hampir rata-rata sudah 35 sampai 40 persen reservasi. "Tapi itu kan belum tentu mereka datang," katanya.

Selain itu, kata dia, berdasarkan surat edaran itu pihaknya mengantisipasi di 18 kota/kabupaten. Yakni, ada 89 di tempat wisata yang diminati oleh pengunjung.

"Karena kan Jawa Barat adalah lintasan dan tujuan jadi ada 89 titik yang diminati dari 18 kabupaten/kota. Nah berangkat dari situ kita sudah melakukan rapat koordinasi dengan kabupaten/kota dengan gugus tugas provinsi dan kota," paparnya.

Menurut Dedi, kalau ada wisata yang tidak membawa antigen maka akan disiapkan. Wisatawan itu, akan di Rapid antigen di tempat wisata. "Kalau terlanjur datang ke sini (tanpa bawa hasil rapid tes) ya kita lakukan Rapid dan tinggi yang di lapangan. Itu kan sekeliling awal juga," katanya.

Adapun pendistribusian antigen ke kota/kabupaten, kata dia, pemberiannya sesuai kebutuhan daerah masing-masing. "Untuk sampel enggak mungkin kita prediksi yang wisatawan yang akan datang itu seperti jumlahnya berapa. Jadi bisa dari okupansi hotel dan reservasi hotel," katanya.

Dedi menegaskan, yang paling penting kita harus mengedepankan protokol kesehatan 3M yakni, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Rapid antigen ini, screening awal untuk melakukan testing.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat sasarannya ke tempat-tempat wisata karena memang pelacakan akan dikejar tempat wisata," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement