Rabu 23 Dec 2020 17:05 WIB

Tes Cepat Antigen Terminal Kalideres Dibanderol Rp 150 Ribu

Layanan tes cepat antigen berlangsung selama musim libur Natal dan Tahun Baru.

Tes Cepat Antigen Terminal Kalideres Dibanderol Rp 150 Ribu. Calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Ahad (20/12/2020). Menjelang Natal dan Tahun Baru 2021, terminal tersebut terpantau ramai.
Foto: ANTARA/Fauzan
Tes Cepat Antigen Terminal Kalideres Dibanderol Rp 150 Ribu. Calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Ahad (20/12/2020). Menjelang Natal dan Tahun Baru 2021, terminal tersebut terpantau ramai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator Terminal Kalideres di Jakarta Barat memastikan layanan tes Covid-19 di posko kesehatan cepat dan murah serta dapat melayani calon penumpang dengan baik.

Layanan tes cepat antigen di Terminal Kalideres bekerja sama dengan Klinik 48 Taradita 48 itu dibanderol seharga Rp 150 ribu, lebih murah dibandingkan di lokasi-lokasi tes lainnya. "Hasilnya 30 menit sudah jadi suratnya. Berlaku hingga 14 hari," ujar Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen, Rabu (23/12).

Baca Juga

Tes cepat antibodi dan antigen dibuka mulai pukul 07.00-17.00 WIB. Pelayanan tersebut berlangsung selama musim angkutan libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang berakhir 4 Januari 2021.

Namun, Revi tak menutup kemungkinan akan memperpanjang layanan tersebut hingga 9 Januari 2021. Pantauan Antara, posko tes cepat tersebut memiliki bilik kecil untuk petugas melakukan tes usap agar benar-benar terhindar dari droplet.

Sehingga kesetrilan tes usap antigen di lokasi tersebut sangat terjamin bagi penumpang dan sopir bus yang membutuhkan hasilnya sebagai syarat perjalanan. Namun, penumpang yang ingin mengikuti tes cepat antigen di Terminal Kalideres sebisa mungkin mengikuti jadwal petugas kesehatan ketika mulai bekerja.

Sebab posko tersebut masih bersifat sementara dan memiliki petugas dengan jumlah terbatas. Apalagi jika hujan turun, posko tersebut harus tutup.

"Juga petugas tidak bisa diforsir kerjanya karena jumlahnya terbatas dan mengingat mereka menggunakan APD (alat pelindung diri) selama berjam-jam," ujar salah satu petugas kesehatan klinik, Fitra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement