REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 di salah satu puskesmas yang berada di Balai Kota Bandung, Rabu (23/12). Simulasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul saat vaksinasi pada Januari 2021 mendatang.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengatakan, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Namun, pihaknya terlebih dahulu melakukan simulasi untuk mengetahui permasalahan yang akan muncul nanti.
"Simulasi ini tujuannya untuk mencari potensi-potensi (masalah) yang kemungkinan bisa muncul saat pelaksanaan imunisasi atau vaksinasi covid-19," ujarnya di Puskesmas Balai Kota, Rabu (23/12).
Dinkes selama ini rutin melakukan kegiatan imunisasi. Namun, untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 relatif berbeda.
Menurutnya, jenis vaksin Covid-19 relatif baru dan sistem pelaksanaan vaksinasi yang berbeda dengan menggunakan aplikasi. Karena itu, ia mengatakan, instansi BPJS Kesehatan akan terlibat dalam kegiatan untuk memverifikasi data.
Pada tahap awal, Rosye mengatakan, peserta vaksinasi Covid-19 mendaftarkan diri melalui aplikasi yang sudah disediakan pemerintah yaitu pedulilindungi. Selanjutnya, peserta melakukan skrining dengan mengisi daftar pertanyaan yang sudah disediakan pada aplikasi.
"Pertama skrining awal lewat aplikasi, tidak semua yang mendaftar di-ACC. Nanti skrining bekerja, kenapa terlibat BPJS juga untuk mengetahui peserta yang sebelumnya pernah sakit," ujarnya.
Ia melanjutkan, peserta vaksinasi Covid-19 yang telah disetujui akan menerima notifikasi pesan singkat yang berisi hari pelaksanaan vaksinasi Covid-19, puskesmas yang harus didatangi dan jam pelaksanaan. Menurutnya, pada saat peserta datang ke puskesmas terlebih dahulu akan diverifikasi di meja pendaftaran untuk memastikan kesesuaian data.
Selanjutnya, peserta vaksinasi akan diarahkan ke meja dua untuk melakukan skrining kesehatan kembali. Menurutnya, peserta yang akan diberikan vaksin Covid-19 adalah mereka yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit komorbid.
Ia mengatakan, pada meja ketiga dilakukan penyuntikan vaksin dan di meja ke empat dilakukan observasi. Menurutnya, peserta yang telah di vaksin harus menunggu terlebih dahulu sekitar 30 menit dan selanjutnya dapat pulang.
"Vaksinasi dilaksanakan dua kali, hari ini (hari pertama disuntik) dan 14 hari kemudian untuk seorang umur 18 sampai 59 tahun dalam kondisi sehat. Standar dua kali, baru bisa membentuk kekebalan setelah dua kali disuntik," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya juga menggandeng petugas kepolisian dan TNI untuk mengatasi jika terdapat permasalahan menyangkut peserta. Menurutnya, pada simulasi yang dilakukan muncul permasalahan seperti peserta datang tidak sesuai jadwal.
"Kita menyediakan meja untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak mengganggu alur vaksinasi," katanya.
Informasi yang dihimpun pada saat simulasi vaksinasi Covid-19, skrining kesehatan yang dilakukan meliputi 13 poin yang akan ditanyakan di antaranya riwayat sakit demam, pilek, ISPA, sesak nafas pada tujuh hari terakhir. Riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19, suspect dan probable. Selain itu, riwayat sudah di uji usap atau rapid test, riwayat memiliki penyakit jantung, hipertensi dan gula, riwayat memiliki penyakit ginjal, hati dan sedang mengkonsumsi obat-obatan kanker. Mereka yang lolos skrining dinyatakan sehat dan siap divaksinasi Covid-19.