Senin 21 Dec 2020 03:20 WIB

Mungkinkah Ada Mutasi Covid-19 di Indonesia? Ini Kata Pakar

Virus corona SARS-CoV2 termasuk jenis virus RNA yang mudah bermutasi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
 Virus mematikan (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Virus mematikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan mengidentifikasi varian virus Corona Covid-19 baru di Inggris. Penyebarannya sangat cepat terjadi di Inggris bagian Selatan. Apakah mutasi virus corona baru juga terjadi di Indonesia?

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai mungkin saja ada mutasi atau varian baru virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air. Sebab, virus tersebut termasuk jenis RNA yang mudah bermutasi, termasuk yang terjadi di Inggris.

Baca Juga

"Jadi, kalau tidak bermutasi maka saya heran karena virus RNA pasti selalu bermutasi dimana saja, termasuk Indonesia. Hanya saja bedanya jumlahnya banyak atau sedikit?," kata Pandu saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/12).

Menurutnya, pemantauan virus di Indonesia belum sampai ke arah ini. Ia mengatakan, Indonesia belum memiliki sistem surveillans untuk mengukur, meneriksa genomik virus. Kalaupun ada pemeriksaan genomik atau jenis virus,  sifatnya independen. Oleh karena itu, menurutnya, sistem surveillans genomik virus ini memang perlu dibentuk.

"Tetapi apakah menjadi hal utama?belum tentu karena prioritas kita kan masih lain. Prioritas kita masih diagnostik  polymerase chain reaction (PCR) untuk memotong rantai penularan, bukan mengenali genomik atau jenis virus," ujarnya.

Ia mengakui, mengenali genomik virus secara tidak langsung bermanfaat untuk kesehatan masyarakat. Artinya adanya sistem genomik virus ini penting untuk pengetahuan.

"Tetapi tidak terlalu penting untuk public health," katanya.

Sebelumnya ilmuwan telah mengidentifikasi varian virus Corona Covid-19 baru di Eropa. Penyebarannya sangat cepat terjadi di Inggris bagian Selatan.

Hal Ini menyebabkan negara tersebut mengetatkan kembali lockdown atau pembatasan sosial yang kini sudah di level terketat, yakni tingkat tiga. Aturan berlaku mulai Rabu (16/12) lalu.

Dikutip dari laman Scienece Focus, virus varian baru ini bernama 'VUI - 202012/01. Lembaga kesehatan masyarakat Inggris) mengatakan hingga 13 Desember, terdapat 1.108 kasus terkait varian baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement