Ahad 20 Dec 2020 08:54 WIB

1.200 Titik di Jabar Belum Terjangkau Sinyal Internet

Pemprov Jabar menyediakan 2,2 juta paket data internet untuk KBM daring.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi memberikan sambutan saat kegiatan Penyerahan Kuota dan Peminjaman Tablet di SMAN 9 Bandung, Jalan Suparmin, Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi memberikan sambutan saat kegiatan Penyerahan Kuota dan Peminjaman Tablet di SMAN 9 Bandung, Jalan Suparmin, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proses pembelajaran di Jabar hingga saat ini belum normal karena pandemi Covid-19 masih terjadi. Penyebaran virus corona yang menyebar lewat kerumunan membuat kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh. Yakni, digelar secara online.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi, upaya untuk menyediakan kuota internet untuk KBM daring telah dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan menyediakan 2,2 juta paket data internet kepada para pelajar dan guru. 

"Ada sekitar 1.200 desa dengan status desa desa hutan. Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-siswanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaringan. Akhirnya, tidak sedikit guru yang berkunjung ke rumah-rumah siswa," ujar Dedi dalam webinar peluncuran Tas Bakti Guru Kunjung, Sabtu (19/12).

Dedi menjelaskan, Dinas Pendidikan Jawa Barat meluncurkan Tas Bakti Guru Kunjung untuk menghadapi keterbatasan infrastruktur pendidikan jarak jauh (PJJ). Tas tersebut diberikan kepada guru-guru yang melakukan kunjungan belajar ke rumah murid.

Di dalamnya, kata dia, terdapat perlengkapan protokol kesehatan seperti masker, handsanitizer dan pelindung wajah. Berikut meja dan papan tulis berjalan, serta USB yang berisi bahan pengajaran dari Timodik Disdik Jabar dan video motivasi untuk tetap berintegritas.

"Walau KBM tatap muka akan dilakukan pada Januari 2021, tapi serta-merta membuat pelajaran 100 persen dilakukan di sekolah. para pelajar dan murid ini masih harus belajar bergiliran (shift) di sekolah dan sekolah bergiliran," paparnya.

Tas Bakti Guru Kunjung ini, kata dia, merupakan kolaborasi Disdik Jabar dengan PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia dan Tikomdik Disdik Jabar melalui pendidikan karakter Jabar Masagi. Peralatan yang ada di dalam tas itu pun merupakan hasil gotong royong dari para pelajar dan mahasiswa di Jabar.

Maskernya buatan SMKN 9 Bandung, pembuat handsanitizer adalah pelajar SMKN 5 Bandung, pembuat tas yang bisa diubah menjadi meja dan papan tulis adalah alumni desainer ITB. Serta pembuat materi bahan ajar pembelajaran kontektual-kolaboratif yang telah di-dowload ke dalam USB disusun oleh Tikomdik Disdik Jabar dan para talent siswa SMA/SMK/SLB.

Sebagai Kadisdik, kata Dedi, ia terharu bahwa tas BAKTI ini adalah hasil implementasi nyata problem-based learning melalui KURIKULUM MASAGI. Yakni, sebagai kurikulum 

life skills yang mengajarkan siswa Jawa Barat belajar pembelajaran kontekstual-kolaboratif yang berakar dari nilai-nilai kearifan lokal Jawa Barat untuk memperkuat kurikulum nasional.

"Tas Bakti Guru Kunjung untuk melindungi keselamatan guru kunjung di Jawa Barat dalam melaksanakan PJJ ketika melakukan home visit ke rumah siswa. Karena, guru juga rawan terpapar covid 19," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement