Sabtu 19 Dec 2020 05:40 WIB

Sensasi Ngopi di Tengah Hutan Jati

Area Kebun Latte awalnya hanya hutan berisi pohon-pohon jati berusia puluhan tahun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Kafe Kebun Latte yang berada di Ciater, Tangerang Selatan
Foto: Bilal Ramadhan/Republika
Kafe Kebun Latte yang berada di Ciater, Tangerang Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, Barisan pohon jati solomon seolah menyapa para pengunjung yang hendak menikmati suasana ngopi di Kebun Latte. Pohon-pohon tinggi semampai itu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat urban untuk beristirahat sejenak, dengan ditemani nuansa alam yang asri.

Lokasi Kebun Latte bukan di Bogor atau Lembang, Bandung. Karena Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata memiliki tempat ‘ngopi’ yang teduh dan rindang. Sensasi ngopi di sini akan terasa berada di tengah-tengah hutan jati.

Berlokasi di Jalan Haji Jamat Nomor 12, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Kebun Latte telah berdiri sejak September 2019. Saat ini, Kebun Latte menjadi salah satu destinasi ‘hits’ untuk nongkrong dan ngopi karena viral di media sosial. Sosok di balik Kebun Latte ini merupakan seorang wirausahawan muda berusia 25 tahun, Rafi Dharmawan.

Rafi menceritakan, area Kebun Latte seluas 750 meter persegi ini pada awal mulanya hanya hutan berisi pohon-pohon jati berusia puluhan tahun. Dia menyulapnya menjadi kafe dengan menjadikan pepohonan yang ada sebagai dekorasi alami.

Suasana alam yang asri, kata Rafi menjadi nilai lebih yang dia angkat dalam menjalankan bisnis Kebun Latte tersebut. Menurutnya, pengunjung bisa merasakan suasana yang berbeda saat tengah menikmati kopi dan makanan yang tersedia.

“Memang kami menerapkan konsepnya outdoor atau garden. Jadi di samping mereka bisa makan, ngopi, juga sambil menikmati suasananya. Saya kira dengan banyak pohon dan konsep perkebunan gini kan unik. Itu brand value-nya,” tutur Rafi saat ditemui Republika pada akhir pekan lalu.

Dengan keunikan yang diusungnya, Kebun Latte yang awalnya ditargetkan untuk anak-anak muda, kini juga digandrungi oleh kalangan lainnya, seperti para pekerja dan juga keluarga. Rafi menuturkan, biasanya pada pagi dan siang hari, kalangan keluarga dan pekerja atau karyawan mendominasi, sementara saat sore dan malam hari Kebun Latte dipenuhi kalangan anak muda.

Selain semakin luas segmentasi pasarnya, Rafi juga mengatakan pelanggan yang datang ke Kebun Latte bahkan banyak dari luar kota. “Karena tempatnya unik juga, attention customer juga oke. Jadi banyak juga dari Jakarta, Kota Tangerang, Bekasi, karena memang pengen nyoba, experience baru kali ya,” ujar pria lulusan jurusan Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya Malang itu.

Untuk menunya, minuman kopi masih menjadi favorit, terutama es kopi kebun yang merupakan signature dari Kebun Latte. Ada juga menu kopi lain seperti manual brew, cappuccino, espresso hingga red velvet presso. Selain kopi, Kebun Latte juga menyediakan menu non kopi, seperti lemon sunset, green tea latte, dan yang terbaru ada mango choco. Sedangkan untuk makanan berat yang ditawarkan, ada nasi goreng spesial, chicken katsu, chicken steak, dan beef blackpepper.

Rafi berujar, saat ini pengunjung Kebun Latte berkisar antara 200-300 orang per hari. Angka itu relatif sama dengan jumlah pengunjung sebelum pandemi. Bahkan, menurut penuturannya, sempat mengalami lonjakan cukup tinggi pada Juni lalu.

Ke depan, Rafi menargetkan akan membuka cabang di tempat lain, seperti di Kota Tangerang dan Sentul dengan konsep yang sama seperti di Kebun Latte. Bahkan, misalnya di Sentul, akan dihadirkan suasana yang lebih baik dengan adanya pemandangan pegunungan.

Para pengunjung yang pernah mencicipi suasana ngopi di Kebun Latte, umumnya sangat puas dengan tempat ini. “The best ever pokoknya buat nongkrong,” kata salah satu pengunjung, Endah Suwiin.

Pengunjung lainnya, Selvi Sofiana juga senang telah menemukan tempat ini. “Sumpah ini enak banget tempatnya, bikin betah. Asal jangan musim hujan saja,” ujar Selvi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement