Kamis 17 Dec 2020 21:45 WIB

Vaksin Sinyal Positif Bangkitkan Gairah Pariwisata

Pada Desember ini, reservasi hotel di DIY menurun

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: A.Syalaby Ichsan
Bagian depan Pasar Prawirotaman pascapembukaan di Yogyakarta, Kamis (17/12). Pasar Prawirotaman berkonsep pasar modern. Pasar ini juga menerapkan protokol kesehatan Covid-19, alat cuci tangan, hand sanitizer, dan juga sekat transparan. Eksalator dan Lift menjadi fasilitas pendukung di pasar ini. Transaksi penjualan juga sudah bisa menggunakan transaksi digital.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Bagian depan Pasar Prawirotaman pascapembukaan di Yogyakarta, Kamis (17/12). Pasar Prawirotaman berkonsep pasar modern. Pasar ini juga menerapkan protokol kesehatan Covid-19, alat cuci tangan, hand sanitizer, dan juga sekat transparan. Eksalator dan Lift menjadi fasilitas pendukung di pasar ini. Transaksi penjualan juga sudah bisa menggunakan transaksi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kedatangan vaksin Covid-19 dinilai menjadi sinyalemen positif bagi pariwisata Indonesia, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Vaksin dianggap  dapat membangkitkan gairah pariwisata dan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19.

"Bagi kami (wisatawan) itu sinyal positif dengan adanya vaksin. Asumsinya kalau kita sudah divaksin, kemungkinan tertular virus kecil dan bisa berlibur kemana-kemana," kata salah satu wisatawan domestik, Ali Mansur dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Republika secara virtual dengan tema Jelang Liburan Akhir Tahun di Tengah Pandemi, Kamis (17/12).

Ali mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, pembatasan kunjungan wisatawan dilakukan di beberapa daerah. Termasuk pembatasan terhadap transportasi. Hal ini, kata dia, menyebabkan kendala bagi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata. Para wisatawan pun berpikir dua kali untuk melakukan perjalanan.

Terlebih, beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Bali dan DKI Jakarta menerapkan pengetatan pembatasan kunjungan wisatawan. Untuk itu, dalam mengatasi dampak pandemi terhadap sektor pariwisata, ia berharap vaksinasi segera dilakukan.

"Harapannya tidak berbayar vaksin itu ya. Ketika ada vaksin di destinasi wisata misalnya, kan jadi ada keinginan untuk berlibur dan lebih merasa aman aman di tempat wisata," ujar Ali.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan,  vaksin dapat menumbuhkan sektor pariwisata DIY. Pada Desember  ini, reservasi hotel di DIY menurun, bahkan reservasi hanya mencapai 42 persen dari kamar yang dioperasikan."Sampai saat ini stagnan (di angka 42 persen)," kata Deddy.

Sedangkan, pada November 2020 lalu angka reservasi sempat meningkat di angka 80 persen. Berangkat dari angka tersebut, pihaknya optimis bahwa pada Desember ini reservasi dapat mencapai 100 persen.Namun, nyatanya pada Desember ini angka reservasi turun. Untuk hotel dan resto yang beroperasi di DIY di masa pandemi ini sebanyak 222 hotel dan resto."Mendadak Desember turun karena hoax (berita bohong) tentang Yogya (yang ditutup)," jelas dia.

Hotel dan resto yang beroperasi, katanya, sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat dan disiplin. Bahkan, hotel dan resto ini sudah melalui proses verifikasi protokol kesehatan sebelum beroperasi.  

"Peran kita adalah untuk bisa membangkitkan ekonomi, terutama di sektor hotel dan resto. Ekonomi dan kesehatan harus berjalan berbarengan, maka protokol kesehatan dibutuhkan, itu (akan membangkitkan) kepercayaan (wisatawan untuk berkunjung ke DIY)," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement