Kamis 17 Dec 2020 18:35 WIB

Risma Larang Penjualan Terompet Jelang Tahun Baru

Tri Rismaharini mengaku khawatir dengan risiko penularan Covid-19 lewat terompet

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Terompet perayaan tahun baru (ilustrasi)
Foto: Antara/Lucky.R
Terompet perayaan tahun baru (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mengimbau tak ada penjual terompet menjelang perayaan tahun baru 2021. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku khawatir dengan risiko penularan Covid-19 lewat transaksi jual beli terompet yang biasa dijajakan di pinggir-pinggir jalan, menjelang tahun baru. Sebab, sebelum dibeli biasanya terompet itu akan dicoba dahulu oleh penjual atau pembelinya.

"Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi karena itu saya imbau tidak ada yang jualan terompet di Surabaya," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (17/12).

Baca Juga

Apalagi, kata dia, saat terompet itu coba ditiup, maka otomatis air liur akan masuk ke lobang terompet tersebut. Sehingga hal ini dapat memperbesar risiko penularan Covid-19. "Karena saya khawatir itu menularkan ke orang lain, risikonya sangat besar sekali terutama bagi anak-anak kita," ujarnya.

Namun demikian, Risma mengatakan, apabila ada warga yang berinisiatif membuat terompet sendiri dan untuk digunakan sendiri, maka ia tak mempermasalahkan. Pihaknya pun menyatakan bakal melakukan razia penjual terompet di Surabaya. Itu semata-mata dilakukan untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan Covid-19.

"Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda Surabaya tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat," kata dia.

Risma juga mengajak masyarakat agar dapat melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat adanya penjual terompet. Bagi dia, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Di sisi lain, ia juga tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali meningkat.

"Sekali lagi kami mohon kerja samanya. Kalau kita semakin cepat memutus mata rantai Covid-19, maka kita semakin cepat kembali hidup normal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement