REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bencana tanah bergerak yang terjadi di Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, menyebabkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Bahkan, hujan yang terus turun sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan tanah terus bergerak sehingga jumlah rumah yang mengalami kerusakan terus bertambah.
"Dua hari lalu baru 76 rumah warga yang rusak. Sekarang sudah bertambah menjadi 84 rumah," kata Sekretaris Kecamatan Pengadegan, Danang Nuswantoro, Kamis (17/12).
Dia menyebutkan, rumah yang tadinya hanya rusak ringan, saat ini menjadi rusak berat sehingga tidak mungkin lagi dihuni warganya. Kata dia, bila hujan terus mengguyur wilayah tersebut, jumlah rumah yang mengalami kerusakan akan semakin bertambah. Demikian juga rumah yang mengalami rusak berat.
"Dari pengecekan yang kami lakukan, jumlah rumah terdampak tanah bergerak di Desa Tumanggal sebenarnya ada sebanyak 162 unit rumah. Dari jumlah itu, yang sudah mengalami kerusakan ada 84 rumah. Kalau hujan terus turun, kemungkinan jumlah rumah yang rusak akan semakin banyak," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Umar Faozi mengatakan, jumlah warga yang mengungsi akibat bencana tanah bergerak di Desa Tumanggal saat ini, ada sebanyak 582 jiwa. Sebagian mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di tempat aman, sedangkan sebagian lainnya mengungsi di gedung SD Negeri 2 Desa Tumanggal.
Untuk membantu warga yang tertimpa musibah, BPBD telah mendirikan dapur umum dan posko kesehatan. "Lokasi dapur umum dan posko tidak menyatu di tempat pengungsian, untuk menghindari kerumuman," katanya.
Mengenai rencana relokasi, dia menyatakan, Pemkab masih menunggu hasil kajian Badan Geologi. Termasuk soal kemungkinan tempat relokasi, masih dibahas oleh instansi terkait.
Selain di Kabupaten Purbalingga, bencana serupa juga terjadi di Kabupaten Banyumas. Sebanyak 40 rumah di Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen, mengalami kerusakan berat-ringan akibat bencana tanah bergerak di wilayah tersebut.
Perangkat desa setempat, Sujito, menyebutkan, selain 40 rumah warga yang mengalami kerusakan, sebenarnya ada 210 rumah di lokasi tersebut yang juga terancam. "Bila hujan terus turun, kami khawatir lahan tanah yang bergerak semakin meluas, sehingga rumah warga yang rusak semakin banyak," jelasnya.
Menurutnya, kerusakan yang terjadi pada 40 rumah warga tersebut, bervariasi. Namun ada beberapa yang sudah sulit diperbaiki, karena kondisi pondasi sudah miring dan tembok rumah banyak mengalami retak. Sebagian warga juga sudah mengungsi ke rumah saudaranya, karena khawatir rumahnya ambruk.