Kamis 17 Dec 2020 14:22 WIB

Siap Beroperasi, BPPT Luncurkan Mobile Lab BSL-2 Tipe Bus

BPPT sebut fasilitas BSL di atas bus ditujukan untuk jangkau daerah yang membutuhkan

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di Graha BNPB. BPPT meluncurkan Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2) tipe bus.
Foto: BPPT
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di Graha BNPB. BPPT meluncurkan Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2) tipe bus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2) tipe bus. Laboratorium bergerak yang dibangun di atas moda transportasi bus ini difungsikan untuk melakukan tes swab guna optimalisasi penanganan pasien Covid-19, di berbagai wilayah.

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan bahwa pembangunan fasilitas laboratorium BSL-2 diatas bus tersebut, ditujukan untuk lebih menjangkau daerah yang membutuhkan. 

"Versi bus ini ditujukan untuk memperkuat konsep mobilitas sehingga dapat dioperasikan ke daerah yang membutuhkan. Kami juga telah melakukan penyempurnaan layout peralatan, mengaplikasikan sistem touchless pada pintu, dan penambahan ekstraksi RNA," tutur Hammam di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (16/12).

Lebih lanjut dirinci Hammam, bahwa mobile lab BSL-2 ini dibangun dengan platform bus, untuk memperkuat konsep mobilitas, sehingga dapat mudah dioperasikan di daerah yang membutuhkan. Kemudian juga terdapat penambahan fasilitas untuk ekstraksi RNA, sehingga dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi (metoda magnetic beads) untuk menjaga keberlanjutan pengujian.

"Pada BSL-2 tipe bus ini juga kami lakukan penyempurnaan layout peralatan, untuk meningkatkan akurasi data dan keamanan personil penguji. Selain itu penyempurnaan ditambahkan pada sistem mekanik pintu yang dapat dibuka tutup secara touchless, untuk menghindari kontaminasi," terang Hammam.

Perlu diketahui bahwa BPPT sangat berfokus dalam peningkatan kapasitas pengujian COVID-19, dimana sebelumnya juga telah diluncurkan inovasi mobile lab BSL-2 tipe kontainer/trailer,  yang dapat dipindah-operasikan ke berbagai daerah. Mobile lab berbasis kontainer itupun telah beroperasi di beberapa tempat di Indonesia, seperti di Jakarta TImur, Plaju Palembang dan Medan Sumatra Utara. 

Sebagaimana dengan varian sebelumnya itupun, Mobile lab BSL-2 tipe bus ini dibangun bersama dengan mitra Industri dengan mengikuti standar WHO dan Kementerian kesehatan untuk laboratorium pengujian PCR untuk COVID-19, dan telah diverifikasi oleh Asosiasi Biorisiko Indonesia. Ini semua urai Hammam, dilakukan untuk memperkuat kerangka sinergi pentahelix dalam mewujudkan ekosistem riset, inovasi dan industrialisasi di Indonesia. 

"Mobile lab BSL-2 varian bus ini akan segera dioperasikan di berbagai tempat di Indonesia sebagai bagian dari kegiatan Bakti Inovasi Indonesia. Mobile lab ini direncanakan akan roadshow ke UGM - Yogyakarta, Dinas Kesehatan Denpasar - Bali, dan Ponpes Darul Ulum Jombang (Jawa Timur) untuk membantu pengujian sampel COVID-19 di daerah tersebut mulai tanggal 16 Desember 2020 dan direncanakan akan kembali ke BPPT pada tanggal 29 Desember 2020," papar Hammam. 

Kita ketahui bersama bahwa salah satu kunci penanganan wabah COVID-19 di Indonesia adalah peningkatan kapasitas tracing melalui peningkatan jumlah pengujian sampel terduga COVID-19, dan pengujian sampel dengan metoda PCR telah menjadi golden standard di dunia, karena tingkat akurasi dan sensitivitasnya yang tinggi. 

WHO dan Kementerian Kesehatan juga telah menyebutkan, pengujian sampel terduga COVID-19 dengan metoda PCR harus dilakukan di laboratorium yang memenuhi standar keamanan hayati level-2, atau BSL-2, guna menjamin keamanan personil penguji dan lingkungan sekeliling laboratorium.

Pemerintah untuk itu telah menunjuk laboratorium pengujian PCR di Indonesia. Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan kapasitas pengujian di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 95 persen dari target yang ditetapkan oleh WHO (1 per 1000 penduduk per pekan). Namun, sebagian besar laboratorium tersebut terpusat di kota besar, dan waktu tunggu hasil pengujian masih memerlukan waktu yang lama.  

"Kehadiran inovasi laboratorium BSL-2 bergerak atau mobile, dapat menjangkau dan difungsikan pada berbagai wilayah hingga ke pelosok tanah air. Kami berharap inovasi ini dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penanggulangan COVID-19 di Indonesia, dan tentunya menjadi salah satu milestone kebangkitan inovasi Indonesia dalam rangka memperkuat daya saing industri nasional," pungkas Hammam.

Sementara Kepala BNPB Doni Monardo juga menyebut Mobile Lab BSL-2 buatan BPPT ini menjadi sebuah solusi bagi penanganan Covid-19 di Indonesia."Mobile lab BSL-2 versi Bus ini adalah jawaban untuk menutupi kekurangan testing di berbagai daerah yg mengalami peningkatan jumlah terkonfimasi COVID19," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement