REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengungkapkan kasus kebakaran di Kota Bandung pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019 lalu. Salah satu faktor yang membuat penurunan terjadi karena kesadaran masyarakat untuk melakukan antisipasi relatif tumbuh.
Data Diskar PB menunjukkan pada tahun 2019, jumlah kasus kebakaran mencapai 272 kejadian sedangkan pada tahun 2020 sebanyak 192 kejadian. Sekitar 40 persen kasus kebakaran dapat ditanggulangi dan dipadamkan masyarakat.
"Sekarang ini terjadi penurunan di bawah 200, luar biasa. Kebakaran itu, pada umumnya dari 190 sekian, 40 persen ditangani oleh masyarakat, dipareuman (dipadamkan) masyarakat. Itu luar biasa, bisa diapresiasi," ujar Kepala Diskar PB, Dadang Iriana, Kamis (17/12).
Menurutnya, kasus 192 kebakaran terdiri dari 73 kebakaran di pemukiman, 1 kebakaran di pasar, 7 kali kebakaran di pabrik, 19 kali kebakaran di gardu listrik dan 12 kali kebakaran kendaraan serta bangunan umum sebanyak 38 kali. Selain itu, 42 kebakaran terjadi di alang-alang, tabung gas dan kepulan asap di bawah aspal.
Ia mengatakan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa kebakaran di Kota Bandung. Namun, menurutnya sebanyak 39 orang mengalami luka ringan dan luka bakar. Menurutnya, salah satu penurunan kebakaran dikarenakan kesadaran masyarakat terhadap bahaya potensi kebakaran.
"Tingkat kesadaran masyarakat tinggi karena ada penyuluhan, sosialisasi dan yang lain-lain. Walaupun dengan anggaran yang sangat terbatas tapi kami mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat," ungkapnya.
Dadang menambahkan, saat ini pihaknya mengalami kendala dari sisi anggaran operasional. Ia mengatakan, akibat anggaran yang kecil membuat permintaan masyarakat belum dapat terpenuhi sepenuhnya secara optimal.
Menurutnya, beberapa kendaraan dibiarkan di markas karena tidak terdapat biaya operasional. "Pemenuhan permintaan dari masyarakat maupun kewilayahan belum bisa dilakukan secara optimal, karena bensin harus diirit-irit, enggak ada anggaran saya sekarang ini," katanya.
Dadang menambahkan, pemeliharaan kendaraan mencapai Rp 1.7 miliar namun saat ini diberi anggaran Rp 900 juta. Selain itu, kebutuhan solar kendaraan rata-rata mencapai Rp 700 juta.