Kamis 17 Dec 2020 09:59 WIB

Dakwah Transformatif: Tutup Mata dengan Kemiskinan Umat

Kemiskinan menjadikan umat Islam sebagai komoditi dimanfaatkan segelincir pihak.

Kemiskinan (ilustrasi).
Foto:

Komoditas Umat

Menjadi umat yang termajinalkan di kalangan akar rumput semakin menyedihkan. Di samping dihadapkan dengan kemiskinan dan kebodohan juga dihadapkan dengan kepentingan golongan.

Kemiskinan dan sulitnya akses pendidikan yang memadai menjadikan mereka mudah terpengaruh dengan kepentingan golongan. Perut yang lapar dan pendidikan yang rendah menjadikan mereka umat yang mudah terombang-ambing.

Keterombang-ambingan itu dimanfaatkan segilintir oknum aktivis dakwah untuk menggiring umat agar mendukung salah satu golongan. Mereka menjadikan umat sebagai komoditas. Mereka dijadikan seperti "barang jual-beli" untuk transaksi kepentingan tertentu. Entah itu popularitas atau kekayaan pribadi. Dengan mengumpulkan banyak umat untuk mendapat popularitas atau mengumpulkan umat untuk mendapatkan kekayaan.

Aktivis dakwah semacam itu menukar antusiasme umat terhadap agama dengan suara politik dan menukar kecintaan umat terhadap agama dengan uang. Melalui dalih agama versi mereka sendiri, oknum aktivis dakwah memeras umat marjinal di akar rumput untuk kepentingan pribadi dan golongan. Aktivis dakwah semacam itu berhasil membuat kering habis-habisan segala hal yang menempel pada diri umat selamanya, lalu memberikan segelas air dingin untuk menghilangkan haus umat sejenak saja.

Fenomena ini tentu amat jauh dari apa yang sudah Rasulullah contohkan dalam berdakwah. Dari fenomena tersebut bisa dilihat bagaimana kemiskinan, kebodohan, ketertindasan, hingga ketidakberdayaan menjadi penyebab munculnya komoditas umat. Perubahan sosial dalam model dakwah transformatif yang dicontohkan oleh Rasulullah menjadi kunci dalam mengatasi masalah sosial sekarang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement