REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ki Tarka Sutarahardja yang berasal dari Sanggar Aksara Jawa Cikedung, Indramayu mengatakan mengenal manuskrip mulai 1995 dari ketidaksengajaan.
"Saya pernah hampir putus asa karena ketidaktahuan akan pemanfaatanya. Akhirnya saya dipertemukan dengan orang-orang yang sangat berbaik hati berkenan memberi dorongan dan pencerahan. Sejak 2013 saya selalu berusaha untuk menjalin hubungan dengan kelompok pegiat budaya, dengan tujuan agar lebih mudah mencari informasi tentang manuskrip,"ujar dia dalam webinar Series on Indonesian Digitised Manuscripts dengan tema Mendampingi Masyarakat Merawat Manuskrip Nusantara, Rabu (16/12).
Dia banyak temukan titik naskah, per tahun 2020 manuskrip yang terdata kurang lebih sudah sebanyak 200. Dari jumlah tersebut kondisinya banyak yang memprihatinkan seperti naskah Drunten kecamatan Gabus milik orang pintar, dan Naskah Benduyut Kecamatan Widasari, milik juru tulis desa.
Dalam proses revitalisasi pihaknya melakukan berbagai upaya di antaranya berbagi informasi dengan dinas terkait, menjadi Anggota RBN Pesambangan Jati Cirebon, MBC, LBSD, LKI, Tapak Karuhun Nusantara, Manassa.
Kemudian juga mereka melakukan kunjungan ke Kangjeng Sultan Kacirebonan untuk memohon restu, mencari persahabatan dengan tokoh muda dan tua, melalui Medsos dengan sharing baca naskah Jawa, Pegon, mengenali karakter pemilik naskah, memahami ringkasan isi Babad dan mengumpulkan Jawokan atau Mantra dan meyakinkan pemilik dengan fakta yang nyata.
Sejak 2009, setelah mengalih aksarakan Manuskrip Kulit Menjangan, Lontar dan Selongsong Tombak milik Museum Pemda, selanjutnya Ki Tarka sering mendapat informasi kegiatan seni budaya di kota dan saling berbagi informasi temuan-temuan naskah dan seni tradisi yang hampir musnah seperti di Jaran, Lumping, Pujanggaan, Bobotan, Berokan dan Brei.
Tahun 2012 direspons ikut dalam Pameran Kartini Art Dewan Kesenian Indramayu (Ketua Kang Adung Abdulgani). Untuk pertama kalinya mereka memamerkan pusaka dan naskah kuno dan diapresiasi Pemda.
Selain itu naskah tersebut diikutkan pada pameran pusaka dan naskah kuno hingga beberapa kali ditahun-tahun berikutnya, yang di diselenggarakan bertempat di Pendopo dalam Rangkaian Kegiatan Hari Jadi Indramayu.