REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih belum memutuskan untuk memulai sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Namun, mengingat lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi di DIY, sekolah tatap muka beresiko tinggi meluasnya penularan Covid-19. "Dalam kondisi seperti ini, belum bisa untuk offline (tatap muka)," kata Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, Selasa (15/12).
Huda mengatakan, hingga saat ini DIY sendiri belum dapat mengendalikan penyebaran Covid-19. Pasalnya, lonjakan kasus di DIY mencapai di atas 100 hingga di atas 200 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan tiap harinya. "Rumah sakit penuh, antrean masuk rumah sakit saja sekarang masih banyak yang belum ter-cover. Walaupun kapasitas rumah sakit masih ada, tapi sangat tipis," ujarnya.
Sehingga, untuk memulai pembelajaran tatap muka ini harus mempertimbangkan terkait penyebaran Covid-19 yang dapat terjadi di lingkungan sekolah. Walaupun pemerintah pusat sudah memperbolehkan untuk memulai sekolah tatap muka, namun kebijakannya diserahkan kepada daerah masing-masing.
"Untuk sekolah (tatap muka) ini saya sendiri belum bisa mengkomunikasikan sekarang. Kita lihat situasi dan kondisi nanti seperti apa," katanya.
Sementara itu, Pemda DIY sendiri menunggu hasil perkuliahan di lingkungan perguruan tinggi terlebih dahulu. Jika tidak terjadi penularan Covid-19 dalam pembelajaran tatap muka di tingkat perguruan tinggi, maka sekolah tatap muka akan dilakukan secara bertahap di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan dasar. "Kita lihat perkembangannya, risikonya seperti apa. Dilihat kondisi real di lapangan, (zona) merah atau tidak. Kita harus lihat sekarang kan (kasus Covid-19) naik," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.