REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keberadaan rumah sakit di Indonesia saat ini masih belum ideal. Karena, jumlah tempat tidur di rumah sakit di Indonesia (2018) tercatat sebanyak 310.710 unit.
Dari angka tersebut, di Jawa Barat terdapat sebanyak 41.572 unit. Dengan jumlah ini, Jawa Barat masih kekurangan tempat tidur untuk perawatan di RS sebanyak 7.112 unit lagi.
Menurut irektur Utama PT. Salman Rasidi Semesta, Dadang Rukanta, jumlah ini berdasarkan standar WHO yang menyatakan bahwa satu tempat tidur untuk 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk mencapai 3,7 juta jiwa, pemanfaatan RS baru mencapai 11,86 persen dari total penduduk.
"Angka ini terhitung kecil karena kapasitas RS yang tersedia di Kabupaten Bandung masih sangat terbatas," ujar Dadang Virtual Tour RS Salman Hospital Kab Bandung, akhir pekan ini.
Menurut Dadang, hingga saat ini RS di Kabupaten Bandung hanya mampu menyediakan 1.200 tempat tidur dari kebutuhan 3.700 tempat tidur. Karena, sebanyak 87 persen penduduk Indonesia adalah muslim, penyediaan fasilitas syariah merupakan salah satu aspek penting.
RS Salman Hospital, kata dia, hadir untuk memenuhi penyedian fasilitas tersebut. Selain itu, RS Salman Hospital juga siap menyediakan pelayanan terbaik bagi kaum dhuafa yang memiliki kesulitan mengakses fasilitas rumah sakit melalui konsep amil zakat yang melibatkan lembaga sosial.
Untuk mewujudkan cita-cita RS Salman Hospital ini, kata dia, dukungan dari seluruh umat Islam tentu sangat diperlukan. "Kami membuka kesempatan untuk turut aktif dalam pembangunan RS Salman Hospital dalam bentuk wakaf produktif," katanya.
Melalui skema wakaf ini, kata dia, pokok wakaf ditahan, kemudian keuntungan yang didapatkan akan digunakan untuk mauquf ‘alaih (penerima manfaat wakaf), bisa keluarga, fakir, miskin, dhuafa, bahkan masyarakat umum.
Selain wakaf kami juga menerima pendanaan dalam bentuk zakat, infak, hibah, dan donasi. Melalui berbagai skema pendanaan ini, Wakaf Salman berharap dapat memberikan manfaat terbaik terutama bagi kaum dhuafa.
Wakaf Salman ITB sendiri, kata dia, menyelenggarakan Virtual Tour RS Salman Hospital Kab Bandung yang diikuti oleh 134 orang peserta. Acara tersebut bertujuan memberikan informasi kondisi terkini dari progres wakaf kesehatan untuk RS Salman Hospital sekaligus rencana dan tujuan sejarah dari RS Salman Hospital yang dibangun di Soreang, Kab Bandung.
"Dari hasil Virtual Tour RS Salman Hospital sudah terkumpul dana wakaf sebesar Rp. 281.526.751," katanya.
Pembangunan dan pengelolaan rumah sakit ini, menurut Dadang, melibatkan aspek bangunan, interior, food dan beverages, hospitality, lingkungan, di samping tentunya aspek medis sendiri. Semua aspek tersebut sangat potensial untuk diwarnai dan kemudian menjadi sarana internalisasi nilai-nilai islam, baik bagi para pengunjung, pasien, maupun karyawannya.
Pendirian kompleks RS Salman Hospital, kata dia, diawali dengan pembangunan masjid rumah sakit. Masjid ini bernama Masjid Salman Rasidi dan diperuntukkan untuk umum termasuk warga sekitar, karyawan RS, serta masyarakat Soreang.
RS Salman Hospital berharap, kata dia, pendirian Masjid Salman Rasidi dapat menjadi titik awal citacitanya untuk menjadi model peradaban yang islami.
RS Salman Hospital memiliki lima nilai (4S+1H) dalam pengelolaan rumah sakit, yaitu: SAFETY, SYAR’I, SMART, SUSTAINABLE, & HOSPITALITY.
Safety yaitu RS Salman Hospital mengedepankan keselamatan pasien, pengunjung, dan staff rumah sakit. Syar'i artinya RS Salman Hospital berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai Islam, dari manajemen, pelayanan, hingga kehalalan produk yang digunakan dengan standardisasi Rumah Sakit Syariah dari DSM MUI.
Smart artinya RS menghadirkan sarana, prasarana, serta fasilitas dan teknologi yang efisien, nyaman, hemat, dan tepat guna. Sustainable yaitu RS Salman Hospital ingin mewujudkan pengelolaan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Terakhir, menurut Dadang Hospitality artinya RS Salman Hospital bercita-cita menyediakan pelayanan yang membuat pengunjung nyaman dan menyenangkan.
Pelayanan RS Salman Hospital dijalankan dengan konsep pendekatan paripurna, mencakup pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Selain sarana kuratif dan rehabilitatif, RS Salman Hospital juga menyediakan sarana untuk kegiatan promotif dan preventif.
Dengan demikian, kata dia, selain pemenuhan pemulihan aspek jasmani, RS Salman Hospital juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar pasien lainnya sebagai insan manusia yaitu aspek spiritual, psikologis, dan sosialnya.
"Agar cita-cita RS Salman Hospital dapat terwujud, saat ini RS Salman Hospital masih membutuhkan dana untuk Pembangunan Tahap I yaitu pembuatan fondasi sekitar Rp 7 miliar," katanya.
Wakaf Salman ITB, kata dia, mengajak seluruh pihak untuk turut serta bahu-membahu mewujudkan pembangunan RS Salman Hospital. Seluruh manfaat pembangunan rumah sakit ini akan diprioritaskan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan pelayanan kesehatan memadai.