Senin 14 Dec 2020 22:03 WIB

Realisasi PEN Sulsel Capai Rp 437,49 triliun

Perkembangan ekonomi Sulsel tahun depan diyakini membaik.

Suasana Masjid Terapung Amirul Mukminin di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan (ilustrasi). Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulawesi Selatan sepanjang Januari hingga November 2020 mencapai Rp 437,49 triliun.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Suasana Masjid Terapung Amirul Mukminin di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan (ilustrasi). Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulawesi Selatan sepanjang Januari hingga November 2020 mencapai Rp 437,49 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Sulawesi Selatan sepanjang Januari hingga November 2020 mencapai Rp 437,49 triliun atau 62,9 persen dari pagu Rp 695,2 triliun pada 2020.

Ekonom dari Universitas Hasanuddin Marzuki mengatakan, dari jumlah tersebut, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan diketahui realisasi PEN di Sulsel untuk sektor kesehatan tercatat Rp 185 miliar, UMKM Rp 522 miliar, sektoral K/L Pemda Rp 1,43 triliun dan perlindungan sosial Rp 4,64 triliun.

Baca Juga

Dari empat komponen itu, perlindungan sosial yang tercatat paling besar alokasinya. Pada masa pandemi Covid-19, pemerintah memfokuskan pada persoalan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, berdampak pada sektor lainnya.

"Sebagai gambaran, jika seseorang terinfeksi Covid-19, selain mempengaruhi interaksi sosialnya, karena harus mengisolasi diri, juga akan mempengaruhi sektor ekonomi di sekitarnya," kata Marzuki di Makassar, Senin (14/12).

Perkembangan ekonomi Sulsel pada 2021, ia meyakini akan lebih baik dengan sejumlah indikator seperti konsumsi rumah tangga yang menunjukkan perbaikan. Terutama didukung oleh belanja perlindungan sosial yang meningkat tajam, sementara kelompok menengah atas masih menunda konsumsinya.

Selain itu, investasi meningkat signifikan seiring dengan berlanjutnya proyek pembangunan fisik yang tertunda. Kinerja ekspor juga sedikit membaik, kendati impor mengalami penurunan.

Ia melanjutkan, pandemi Covid-19 telah memperlambat kinerja semua lini. Termasuk sektor pertanian Sulsel yang pertumbuhannya terkoreksi hingga minus dua persen. Padahal, Sulsel selama ini merupakan daerah penyangga pangan nasional.

"Sektor pertanian Sulsel turun hingga minus dua persen tentu akan berpengaruh dengan daerah lainnya," kata dia.

Dia mengatakan daerah lain khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sangat bergantung pada suplai beras dari Sulsel. Sehingga jika produksi pertanian di daerah ini terganggu, maka daerah lain pun merasakan dampaknya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, ini akan memberikan pekerjaan besar bagi pengambil kebijakan di Sulsel. Sebab, perekonomian Sulsel sebagian besar bertumpupada sektor pertanian.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement