REPUBLIKA.CO.ID, MARTAPURA -- Gubernur H Heman Deru meraih Pin Emas dari Kementerian Pertanian RI, Sabtu (12/12) setelah Sumatera Selatan masuk 5 Besar Provinsi Penghasil Beras Nasional 2019, yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) memakai metode Kerangka Sampling Area (KSA).
Sumsel pada 2019 hasilkan 2,6 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 1,4 juta ton beras, luas panennya 539.316 hektar. Sementara data KSA dari BPS mencatat produksi nasional 2019 mencapai 31,31 juta ton beras. Hingga akhir Desember 2019 tercapai surplus berupa stok 5,90 juta ton.
Pin Emas diterima Gubernur Herman Deru bersamaan dibukanya Pelatihan dan Pembekalan bagi 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian, POPT dan PBT. Pin Emas disematkan oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian (PPP) Pusluhtan, Joko Samiyono mewakili Kementerian Pertanian RI.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengharapkan penyuluh di seluruh Sumsel, untuk semakin giat mengawal dan mendampingi petani. Harapannya, dapat mendukung Sumsel mempertahankan capaiannya, bahkan layak naik peringkat asalkan para penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) terus berupaya meningkatkan kinerjanya.
"Peningkatan produksi di 10 provinsi tentu atas sinergi Kementan dan pemerintah daerah serta dukungan pihak-pihak terkait. Kementan melakukan berbagai terobosan seperti mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul, pemanfaatan lahan rawa serta percepatan olah lahan dan tanam," kata Dedi Nursyamsi.
Dia menambahkan, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan peningkatan kapasitas produksi beras, dengan percepatan tanam padi Musim Tanam II pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 (MT II Okmar) seluas 5.6 juta hektar didukung optimalisasi lahan rawa di Provinsi Kalimantan Tengah.
Hal itu digarisbawahi oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru dengan komitmen penuh pada pembangunan pertanian, dengan merekrut 1.000 tenaga pendamping penyuluh selaku Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pengawas Benih Tanaman (PBT).
"Meningkatkan hasil produksi pertanian, sulit dicapai tanpa pembekalan bagi penyuluh pendamping petani. Pemprov merekrut seribu penyuluh baru untuk mengawal petani berproduksi," kata Gubernur Herman Deru saat membuka pelatihan di Desa Peracak, Kecamatan Martapura, OKU.
Pelatihan penyuluh yang dijadwalkan berlangsung lima hari, dibuka Gubernur Sumsel yang ditandai penyematan tanda peserta dan kelengkapan secara simbolis pada perwakilan peserta.
Menurut Herman Deru, rekrutmen 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian itu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dicatat sebagai rekrutmen penyuluh terbanyak sekaligus yang pertama di Indonesia.
Joko Samiyono mengatakan bahwa insan pertanian di pusat hingga daerah mengemban tugas dan kewajiban yang sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat."Masalah pangan jangan lengah. Dalam kondisi apa pun, pertanian harus tetap jalan, karena hanya pertanian yang dapat menyediakan pangan," kata Joko Samiyono mengutip arahan Kapusluh Leli Nuryati.
Berikut ini, 10 provinsi sebagai penghasil beras tertinggi 2019 berdasarkan penghitungan BPS dengan metode KSA.
1. Jawa Tengah, luas panen 1,6 juta hektar hasilkan 9,6 juta ton GKG, setara 5,5 juta ton beras.
2. Jawa Timur, luas panen 1,7 juta hektar hasilkan 9,5 juta ton GKG, setara 5,4 juta ton beras.
3. Jawa Barat, luas panen 1,5 juta hektar hasilkan lebih 9 juta ton GKG, setara 5,2 juta ton beras.
4. Sulawesi Selatan, luas panen lebih 1 juta hektar hasilkan padi 5,05 juta ton GKG, setara 2,8 juta ton beras.
5. Sumatera Selatan, luas panen 539.316 hektar hasilkan 2,6 juta ton GKG, setara 1,4 juta ton beras.
6. Lampung, luas panen 464.103 hektar hasilkan 2,1 juta ton GKG, setara 1,2 juta ton beras.
7. Sumatra Utara, luas panen 413.141 hektar hasilkan 2,07 juta ton GKG, setara 1,1 juta ton beras.
8. Aceh, luas panen 310.012 hektar hasilkan 1,7 juta ton GKG, setara 983.572 ton beras.
9. Sumatra Barat, luas panen 311.671 hektar hasilkan 1,4 juta ton GKG, setara 850.794 ton beras.
10. Banten, luas tanam panen 303.731 hektar hasilkan 1,47 juta ton GKG, setara 843.627 ton beras.