Sabtu 12 Dec 2020 23:20 WIB

Satgas Covid Soroti Indikasi Penurunan Disiplin di Surabaya

Akhir-akhir ini warga Surabaya mulai bersosialisasi dan kumpul-kumpul antarsesama.

Warga menuntun kudanya yang disewakan di pesisir pantai batu-batu Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/9/2020). Pantai tersebut menjadi objek wisata alternatif ketika ditutupnya Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran untuk sementara waktu karena pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Warga menuntun kudanya yang disewakan di pesisir pantai batu-batu Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (20/9/2020). Pantai tersebut menjadi objek wisata alternatif ketika ditutupnya Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran untuk sementara waktu karena pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya menyoroti indikasi penurunan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah warga di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Satgas mengingatkan semua pihak, baik itu pelaku usaha hingga tempat kerja untuk lebih disiplin terapkan protokol.

"Kalau kami perhatikan, kedisiplinan warga mulai menurun sekarang. Makanya, kami imbau kepada para pelaku usaha, tempat kerja dan tempat ibadah untuk mengefektifkan kembali satgas mandiri masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya," kata Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Sabtu.

Baca Juga

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Surabaya ini juga mengimbau kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, yaitu dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan selalu rutin cuci tangan.

Sebab, lanjut dia, akhir-akhir ini warga sudah mulai bersosialisasi dan kumpul-kumpul antarsesama.

"Nah, ketika kumpul-kumpul itu pasti ada makan-makan yang kemudian melepas masker. Ketika melepas masker itu mereka kemudian keenakan ngobrol sehingga terkadang sampai lupa waktu. Begini ini yang harus diantisipasi juga," katanya.

Menurutnya, dalam bersosialisasi sehari-hari, terkadang hal-hal sepele bisa menjadi perantara penyebaran Covid-19. Bahkan, kata dia, kebiasaan-kebiasaan yang dianggap normal, justru bisa menjadi faktor penyebaran COVID-19 dengan cepat.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, harus menghindari 3C, yaitu closed spaces atau ruang tertutup dengan ventilasi rendah, crowded place atau tempat yang padat orang atau kerumunan, dan close contact setting atau kontak dekat seperti percakapan jarak dekat.

Disamping itu, harus juga memerhatikan VDJ, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak. Semakin faktor VDJ dijaga, maka semakin rendah risiko penyebaran Covid-19. Sebaliknya, saat ketiga faktor VDJ overlap, maka risiko penyebarannya sangat tinggi. "Jadi, ayo hindari 3C dan harus memperhatikan VDJ," ujarnya.

Ia pun kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan yang sudah dilakukan sejak awal pandemi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement