Sabtu 12 Dec 2020 02:56 WIB

Kemungkinan Letusan Masih Ada, Merapi Tetap Siaga

Sejauh ini aktivitas Gunung Merapi memang masih terbilang turun naik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Lahar dingin Gunung Merapi (Ilustrasi)
Foto: Antara
Lahar dingin Gunung Merapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status siaga (level III) untuk Gunung Merapi. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, kemungkinan erupsi efusif maupun letusan eksplosif masih ada.

Dia mengatakan, sejauh ini aktivitas Gunung Merapi memang masih terbilang turun naik. Namun, Hanik mengingatkan, itu merupakan sesuatu yang biasa, khususnya untuk Gunung Merapi ketika sedang mengalami kenaikan aktivitas.

Pada 2006, saat terjadi kenaikan aktivitas setelah munculnya kubah lava di Gunung Merapi, data masih terus naik sampai terjadinya erupsi. Namun, pada 2010 yang merupakan erupsi besar, kecenderungan data aktivitas terus meningkat.

"Karakternya beda dengan yang sekarang, sekarang ada peningkatan, lalu turun-naik. Memang kemungkinan erupsi eksplosif masih ada, sehingga kita sampaikan untuk saat ini status masih sama karena potensi itu masih ada," kata Hanik, Jumat (11/12).

Selain itu, ia mengungkapkan, saat ini ada rekahan yang telah mengalami pemanjangan akibat desakan magma dengan ukuran dari 65 ke 120 meter. Bahkan, ada pula rekahan-rekahan baru yang memiliki panjang beragam mulai dari 30 meter sampai 70 meter.

Terkait bahayanya, Hanik menegaskan, sampai saat ini tidak berdampak apapun ke masyarakat. Meski begitu, rekahan-rekahan itu memang bisa mempengaruhi guguran-guguran yang ada karena bisa terjadi lebih panjang.

Atas kondisi terkini Gunung Merapi, ia mengingatkan kalau potensi bahaya saat ini masih tetap ada. Mulai dari berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksposif, sampai awan panas dengan jauh maksimal lima kilometer.

Untuk itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berulu ke Merapi dalam KRB III, direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk pendakian ke puncak Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujar Hanik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement